Kenali Jenis Vaksin PIN Polio 2024 dan Reaksi Pada Anak

Data uji klinik yang dilakukan Bio Farma sebagai produsen vaksin yang kemudian menimbulkan reaksi usai pemberian vaksin nOPV2 kepada anak.

21 Feb 2024 - 04:54
Kenali Jenis Vaksin PIN Polio 2024 dan Reaksi Pada Anak
Ilustrasi by Tiwa/SJP

Kabupaten Malang, SJP – Vaksin Polio yang digunakan pada Sub PIN Polio yang tengah dilaksanakan di Kabupaten Malang dan wilayah Jawa Timur merupakan vaksin generasi baru yakni Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau disingkat nOPV2.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang Drg Wijanto Wijoyo mengatakan, vaksin tersebut yang diberikan sebanyak dua tetes secara oral itu adalah dengan interval minimal satu bulan.

"Itu berdasarkan arahan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), dan sudah berjalan putaran kedua, kalau putaran pertama itu telah dilaksanakan Januari 2024 lalu," ucapnya, saat dikonfirmasi awak media, Rabu (21/2/2024).

Senada juga dikatakan Staff Dinkes Kabupaten Malang Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi, Suyatno ST MM, bahwa jenis vaksin yang digunakan adalah nOPV2.

"Karena ini vaksinnya kebetulan jarang digunakan yakni nOPV. Biasanya kita gunakan itu yg tipe 1 dan tipe 2, kalau tipe 2 terakhir digunakan pada 2012. Karena memang tipe 2 itu jarang ada di Indonesia, kebanyakan memang dari luar (manca negara)," katanya.

Suyatno menjelaskan, jika berdasarkan data dari uji klinik yang dilakukan Bio Farma sebagai produsen vaksin yang kemudian menimbulkan reaksi usai pemberian vaksin nOPV2 kepada sasaran.

"Kalau dari dinkes Kabupaten Malang tidak ada data reaksi, tapi kalau dari Kemenkes RI ada, dan berdasarkan hasil pendataan itu akan terjadi yang biasa disebut dengan KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) seperti menangis 15 persen, mengantuk 7 persen, demam 11 persen, rewel 15 persen dan hilang nafsu makan 11 persen," jelasnya.

Sedangkan, lanjut Suyatno, dalam pelaksanaan Sub PIN Polio secara serentak di Jawa Timur tersebut karena ada temuan kasus polio di Madura.

"Jatim ada di madura temuannya, di Bangkalan, dan Sampang. Untuk Pamekasan tidak ada, jadi karena memang ditemukan satu saja virus polio yang bisa dikatakan Kejadian Luar Biasa (KLB)," terangnya.

Suyatno menegaskan, virus Polio seringnya ditularkan melalui lingkungan yang tidak bersih khususnya dalam hal buang air besar.

"Penularan bisa melalui feses, BAB sembarangan itu yang bisa menularkan, virus polio ini dibilang spesial, kalau sampelnya, apakah memang ada virus tidaknya saat pengambilan sampel sebelum matahari terbit saat di lingkungan, dicurigai misal sungai ada tidak disitu, karena Ultra Violet (UV) mempengaruhi virusnya, yang kadang kadang sulit dalam pengambilan sampel airnya," ulasnya.

Akan tetapi, tambah Suyatno, jika pengambilan sampel virus bermula dari surveilen epidemiologi, Acute Flaccid Paralysis (AFP) atau biasa dikenal dengan Lumpuh Layu merupakan kelumpuhan yang sifatnya lemas, terjadi mendadak dalam 1-14 hari dan bukan disebabkan ruda paksa/ trauma yang dialami oleh anak usia < 15 tahun.

"AFP yang bisa sebabkan lumpuh layu, kalau memang positif bisa mengarah ke polio, bisa dikatakan bukan polio awalnya, kalau ada virus polio nya ditemukan surveilans. (Dibuktikannya) Diperiksakan dulu fesesnya jika memang positif (tidaknya) polio," tegasnya.

Dalam hal ini, imbauan dari Kadinkes melaluinya juga kembali menyampaikan bahwa diperlukan Perilaku Hidup Bersih (PHBS). 

"Kami berikan imbauan ke siaran radio untuk melakukan PHBS, dengan cara itu mudah mudahan virus apapun terhindar dari anak anak kita, dengan cara itu gak bisa dengan yang lain, PHBS tadi satu satunya cara terhindar dari polio, atau secara umum, Penyakit yang Dapat di Cegah Dengan Imunisasi (PD3i) ada campak, rubella, difteri, proptosis, itu yang terjadi untuk saat ini," pungkasnya.

Diketahui bahwa ada 3 kategori sasaran Sub PIN Polio di Kabupaten Malang yak

‌Usia 0-59 Bulan Timbang (Bulang) sebanyak 185.171

‌Usia 5 -<7 tahun sebanyak 74.002

‌Usia 7 tahun sebanyak 36.807

Dengan Jumlah pos imunisasi yaitu

‌Posyandu 2685

‌PAUD/ TK/SD 3045

Dengan jumlah semua Pos Imunisasi 5730.

Untuk itu, Dinkes Kabupaten Malang secara akumulatif Sub PIN Polio mencapai dan melebihi jumlah sasaran yang ditargetkan yakni 107 persen diputaran pertama. (*).

Editor: Toski Dermaleksana 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow