Jadon Sancho Rasakan Kangen Sekaligus Trauma Berat di Wembley; Mengapa?

Sancho, Bukayo Saka dan Marcus Rashford semuanya gagal mengeksekusi penalti saat Inggris kalah dari Italia di Stadion Wembley pada Juli 2021 dan kehilangan trofi besar pertama bagi tim Three Lions tersebut sejak 1966

31 May 2024 - 08:30
Jadon Sancho Rasakan Kangen Sekaligus Trauma Berat di Wembley; Mengapa?
Meski trauma berat dengan kejadian di Wembley tiga tahun lalu, Sancho sangat antusias kembali ke stadion ini lawan Real Madrid di final Liga Champions (reutersSJP)

London, SJP -  Pemain tim nasional Inggris Jadon Sancho sebut dia belum sepenuhnya pulih dari pelecehan rasis yang dialaminya, menyusul kekalahan adu penalti Inggris dari Italia di final Euro 2020.

Sancho, Bukayo Saka dan Marcus Rashford semuanya gagal mengeksekusi penalti saat Inggris kalah dari Italia di Stadion Wembley pada Juli 2021 dan kehilangan trofi besar pertama bagi tim Three Lions tersebut sejak 1966.

Ketiganya, semuanya berkulit hitam, kemudian menjadi sasaran rentetan pelecehan rasis online, yang memicu kecaman luas dan penyelidikan polisi.

“Kadang-kadang hal ini masih ada di benaksaya,” kata Sancho kepada CNN dalam wawancara yang diterbitkan Kamis. “Saya rasa saya belum sepenuhnya pulih dalam hal itu, tapi saya mencoba yang terbaik untuk mengatasinya.

"Reaksi yang kami dapat dari hal itu, sungguh tidak menyenangkan. Kenangan itu ingin saya lupakan tapi saya tidak bisa bersikap seolah hal itu tidak terjadi," aparnya

Sancho akan kembali ke Wembley untuk final Liga Champions hari Sabtu ketika ia akan menjadi bagian dari skuad Borussia Dortmund menghadapi juara 14 kali Real Madrid.

Pemain berusia 24 tahun itu mengakui bahwa mempersiapkan diri untuk pertandingan terbesar di klub sepak bola Eropa seperti mimpi.

Ia ingat awal mula bermain di Manchester United dimana ia bergabung dengan United dari Dortmund pada tahun 2021, kembali ke Jerman pada bulan Januari setelah berselisih dengan pelatih MU Erik ten Hag di awal musim.

"Saya adalah tipe orang yang tidak suka menjalin pertemanan baru. Saya sangat mementingkan kepercayaan dan sulit bagi saya untuk memercayai orang lain. Sekarang, saya merasa Dortmund adalah keluarga saya,” imbuhnya.

Ia akui meski rasakan trauma cukup berat di Wembley, tetapi ia tetap merasa girang karena ia akan berlaga di tanah kelahirannya, London, saat laga final Liga Champions Borussia Dortmund vs Real Madrid.(**)

Sumber: ESPN

Editor: Tri Sukma

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow