Ini Upaya Dinkes Bondowoso Tangani Penyakit Demam Berdarah
Dinas Kesehatan Bondowoso tetap mengaktifkan Kader Jumantik, pemberian larvasida kepada masyarakat dan mengajak semua lembaga untuk memberantas sarang nyamuk melalui kegiatan Jumat bersih.
Kabupaten Bondowoso, SJP - Meningkatnya jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bondowoso selama bulan Januari dan Februari 2024, menjadi atensi penting bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat.
Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti ini, bukannya tidak pernah mendapatkan perhatian khusus dari Dinkes Bondowoso. Namun, berbagai upaya sudah dilakukan untuk menekan tingginya penderita DBD setiap tahunnya.
Plt Kepala Dinkes Bondowoso melalui Goek Fitri Purwandari, Sub Kord P2PM, menjelaskan, saat ini Dinkes tetap melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui kader Jumantik (Juru pemantau jentik) yang diberi tugas untuk memantau jentik nyamuk dari rumah ke rumah.
"Kader Jumantik ini adalah petugas khusus yang berasal dari lingkungan sekitar yang secara sukarela mau bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan jentik nyamuk, di semua rumah warga," ungkapnya, Kamis (29/2/2024).
Tugas Jumantik ini untuk mengidentifikasi adanya jentik nyamuk di setiap rumah. Program ini juga diharapkan mendapat dukungan dari pemerintah, agar kader Jumantik mendapat honor.
"Kami berharap nantinya ada honor dari Dana Desa atau ADD sebesar Rp 25 ribu. Karena, tahun ini, BOK dari Kemenkes tidak bisa dialokasikan untuk honor Jumantik," jelasnya.
Kemudian, Dinkes sudah membagikan larvasida kepada masyarakat agar bisa membunuh larva dan jentik nyamuk di tempat penampungan air di dalam rumah. Untuk nyamuk yang sudah dewasa, nantinya akan dilakukan fogging (pengasapan).
"Jadi, fogging bukan satu-satunya cara memberantas nyamuk aedes aegypti. Fogging ini adalah tahapan terakhir dalam menangani kasus penyakit demam berdarah ini," kata Goek Fitri Purwandari.
Selain itu, Dinkes Bondowoso tetap berkoordinasi dengan semua leading sektor untuk mengaktifkan kegiatan Jumat bersih. Di dalam kegiatan itu nantinya, difokuskan untuk PSN (pemberantasan sarang nyamuk).
"Jadi yang paling penting dalam menangani dan mengendalikan penyakit demam berdarah adalah pemberantasan sarang nyamuk dan 3 M plus," urainya.
Seperti diberitakan sebelumnya, untuk Februari 2024 sudah ada 105 pasien yang dirawat di RSU dr Koesnadi Bondowoso.
Sedangkan data by name by address dari Dinkes untuk bulan Januari, tercatat ada 117 penderita dan bulan Februari yang masuk masih 70 penderita.
Jumlah tersebut, masih bisa berproses, karena masih ada data yang belum masuk dari Puskesmas. (*)
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?