Harga Emas Melonjak Dekati Rekor Tertinggi, Didukung Pemangkasan Suku Bunga dan Ketegangan Geopolitik

Menurut CNBC internasional, harga emas spot naik sekitar 0,6% menjadi US$ 2.676,03 per ons

17 Oct 2024 - 06:06
Harga Emas Melonjak Dekati Rekor Tertinggi, Didukung Pemangkasan Suku Bunga dan Ketegangan Geopolitik
Ilustrasi emas batangan. (Foto: Ist/Beritasatu.com)

Suarajatimpost.com - Harga emas melonjak mendekati rekor tertinggi sepanjang masa pada Rabu (16/10/2024), didorong oleh penurunan imbal hasil obligasi AS dan ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral. Ketegangan geopolitik yang terus berlanjut juga meningkatkan daya tarik emas sebagai aset aman. 

Menurut CNBC internasional, harga emas spot naik sekitar 0,6 persen menjadi US$ 2.676,03 per ons, hampir mencapai rekor US$ 2.685,42 yang dicapai pada 26 September. Kontrak berjangka emas AS juga mengalami kenaikan 0,5 persen menjadi US$ 2.692,60. 

Peter A Grant, Wakil Presiden dan Analis Senior Logam di Zaner Metals, menyatakan bahwa harapan akan pemangkasan suku bunga 25 basis poin oleh The Fed pada November semakin kuat, diperkuat oleh data inflasi yang lemah di Eropa dan Inggris, yang berpotensi mendorong ECB dan Bank of England untuk melakukan pelonggaran lebih lanjut.

“Hal itu pada gilirannya menekan imbal hasil obligasi dan mendorong harga emas," jelas Grant, yang juga menambahkan bahwa meskipun peluangnya kecil, harga emas dapat mendekati US$ 3.000 pada kuartal I-2025. 

Dengan imbal hasil obligasi AS turun ke level terendah dalam lebih dari seminggu, emas menjadi lebih menarik karena biasanya berkinerja baik di lingkungan suku bunga rendah. Saat ini, traders memperkirakan sekitar 96 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga 25 basis poin oleh The Fed pada November, menurut CME FedWatch Tool. 

Di sisi lain, Bank Sentral Eropa diperkirakan akan mengumumkan pemangkasan suku bunga pada Kamis (17/10/2024), sementara penurunan inflasi di Inggris mengindikasikan bahwa Bank of England juga akan melakukan langkah serupa bulan depan.

Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank, menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mendorong harga emas meliputi risiko ketidakstabilan fiskal, daya tarik sebagai safe haven, dan ketegangan geopolitik. 

Dalam pertemuan tahunan Asosiasi Pasar Bullion London (LBMA), para delegasi memprediksi harga emas dapat mencapai US$ 2.941 dalam 12 bulan ke depan, dengan harga perak diperkirakan melonjak menjadi US$ 45 per ons. Selain itu, harga logam mulia lainnya juga mengalami kenaikan: perak spot naik sekitar 1 persen menjadi US$ 31,77 per ons, platinum melonjak 1,3 persen menjadi US$ 996,55, dan paladium naik 1 persen menjadi US$ 1.019 per ons. (**)

sumber: investor.id

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow