Gus Ipul Targetkan Indonesia Bebas Kemiskinan Ekstrem pada 2026

Gus Ipul mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan ekstrem pada tahun 2026

12 Nov 2024 - 23:05
Gus Ipul Targetkan Indonesia Bebas Kemiskinan Ekstrem pada 2026
Menteri Sosial Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kiri) didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono (kanan) memberikan paparan saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (12/11/2024). (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

Suarajatimpost.com - Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan ekstrem pada tahun 2026. Saat ini, sekitar 2,3 juta penduduk Indonesia masih berada dalam kategori miskin ekstrem, yang setara dengan 0,83% dari total populasi.

“Kemiskinan atau miskin ekstrem itu 0,83% atau 2,3 juta jiwa, dimana kemiskinan ekstrem ini akan kita coba dalam waktu 2 tahun ke depan bisa sampai kepada 0%,” jelas Gus Ipul saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada Selasa (12/11/2024).

Gus Ipul menambahkan bahwa Kemensos akan melaksanakan berbagai langkah untuk menurunkan angka kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 25,22 juta jiwa, atau sekitar 9,03% dari total populasi. Sebagai bagian dari komitmen jangka panjang, pihaknya menargetkan angka kemiskinan nasional dapat turun menjadi 6% pada 2029.

“Sementara yang miskin dalam waktu 5 tahun diupayakan bisa sampai di bawah 6%," kata Gus Ipul.

Pada kesempatan tersebut, Gus Ipul juga menyampaikan sejumlah tantangan dan isu strategis yang dihadapi oleh kementeriannya. Salah satu isu utama adalah memastikan bahwa bantuan sosial (bansos) tepat sasaran, dengan dukungan data yang akurat dan valid. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, seperti kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, serta sektor swasta dan organisasi filantropi, seperti Baznas.

“Mengintegrasikan gerakan intervensi bersama antar kementerian, lembaga dan pemerintah daerah, pelibatan swasta dan filantropi dalam hal ini seperti Baznas dan lain sebagainya, alokasi DAK dan dana dekon untuk pemerintah daerah,” ujarnya.

Selain itu, Gus Ipul juga menyebutkan pentingnya pemenuhan standar pelayanan minimal untuk urusan sosial dan mengatasi ketergantungan penerima bansos. Ia mengingatkan bahwa peningkatan usia harapan hidup dan bertambahnya jumlah penduduk usia lanjut menjadi tantangan besar, di samping fenomena penurunan kelas ekonomi masyarakat dan perlunya perlindungan sosial yang lebih adaptif terhadap bencana.

Terkait proyeksi ekonomi makro, pemerintah telah menargetkan angka kemiskinan ekstrem sebesar 0% pada 2025, dengan tingkat kemiskinan nasional berada di kisaran 7-8%. Pemerintah juga menargetkan tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,5-5% dan rasio Gini antara 0,379-0,382 pada tahun yang sama. (**)

sumber: investor.id
Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow