Emas Tertekan Empat Hari Berturut-turut, Dolar dan Inflasi AS Jadi Pemicu Penurunan

Harga emas terus mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut

14 Nov 2024 - 10:03
Emas Tertekan Empat Hari Berturut-turut, Dolar dan Inflasi AS Jadi Pemicu Penurunan
Ilustrasi emas batangan. (Foto: Istimewa)

Suarajatimpost.com - Harga emas terus mengalami penurunan selama empat hari berturut-turut pada Rabu (13/11/2024), tertekan oleh penguatan dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi AS, seiring dengan meningkatnya inflasi di AS.

Di pasar spot, harga emas turun 0,7% menjadi US$ 2.580,39 per ons, setelah sempat menyentuh level terendah dalam hampir dua bulan pada awal sesi. Sementara itu, harga emas berjangka AS ditutup 0,8% lebih rendah di posisi US$ 2.586,50 per ons.

Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi AS untuk bulan Oktober naik tipis menjadi 2,6% (secara tahunan), sesuai dengan perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Dow Jones. Kenaikan inflasi ini berpotensi mengurangi frekuensi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) pada tahun depan.

Sementara itu, dolar AS menguat menuju level tertinggi dalam tujuh bulan terhadap mata uang utama lainnya, sementara imbal hasil obligasi AS dengan tenor 10 tahun juga mengalami kenaikan. 

Menurut Zain Vawda dilansir CNBC International, analis pasar di MarketPulse, “Inflasi AS meningkat tetapi sesuai ekspektasi, yang menyebabkan dampak beragam pada harga emas. Pasar memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada Desember.”

Vawda juga menyebutkan bahwa investor memperkirakan kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden dapat mendorong The Fed untuk menghentikan siklus pelonggaran moneter, jika inflasi kembali meningkat.

Di jangka pendek, Vawda memperkirakan harga emas bisa sedikit pulih menuju US$ 2.650 per ons, meski kemungkinan akan turun kembali setelah itu. Pelaku pasar kini mengawasi data penting seperti indeks harga produsen (PPI) dan klaim pengangguran mingguan pada Kamis (14/11/2024), serta data penjualan ritel pada Jumat (15/11/2024).

Selain itu, pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell dan pejabat bank sentral lainnya juga akan menjadi perhatian pasar.

Jim Wyckoff, analis pasar di Kitco Metals, memperkirakan "Kenaikan harga emas berikutnya di atas resistensi solid US$ 2.700. Sedangkan sasaran penurunan harga emas jangka pendek berikutnya di bawah dukungan teknis US$ 2.500.”

Di pasar logam mulia lainnya, harga perak turun 0,5% menjadi US$ 30,55 per ons, sementara harga platinum anjlok 0,9% menjadi US$ 938,60 per ons. Harga paladium juga turun 1,3%, tercatat di US$ 932,10 per ons. (**)

sumber: beritasatu.com

Editor: Ali Wafa 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow