DPRD Bojonegoro Soroti Kelangkaan Elpiji 3 Kilogram
Dinas terkait disarankan agar segera melakukan koordinasi dengan Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus guna mengetahui penyebab kelangkaan serta memikirkan solusinya.
Kabupaten Bojonegoro, SJP- Kelangkaan elpiji bersubsidi pemerintah yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro beberapa pekan terakhir ini mendapat sorotan dari wakil rakyat setempat.
Dinas terkait disarankan agar segera melakukan koordinasi dengan Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus guna mengetahui penyebab kelangkaan serta memikirkan solusinya.
Lasuri, anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bojonegoro mengatakan, Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro (Disdagkop UM) harus bergegas melangkah, sebab ini menyangkut hajat orang banyak.
"Dinas terkait kami sarankan segera bertindak, koordinasi dengan Pertamina," ucapnya, Selasa (14/5/2024).
Jika kelangkaan terjadi di pangkalan, tentu Pertamina harus segera bertindak, namun jika kelangkaan terjadi di pengecer, Disdagkop UM harus segera memikirkan Langkah yang tepat agar masalah segera terurai.
"Misalnya melakukan komunikasi dengan pihak terkait agar segera dilakukan distribusi," lanjutnya.
Disdagkop UM juga diharap melakukan pengawasan ke bawah agar harga tetap terkontrol, sebab akhir-akhir ini masyarakat banyak yang mengeluh akan langka dan mahalnya elpiji 3 kilogram.
"Jangan sampai barangnya ada, tapi harganya tinggi, kasihan masyarakat," tandas Lasuri.
Kelangkaan elpiji 3 kilogram yang masih berlanjut itu dirasakan masyarakat Kecamatan Sukosewu dan Sumberrejo, mereka mengeluh akan sulitnya mendapatkan barang bersubsidi pemerintah itu, warga pun kalangkabut kesana-kemari demi mendapatkan gas elpiji 3 kilogram.
Di Kecamatan Sukosewu, antrian warga terlihat mengular saat truk pembawa tabung gas elpiji tiba pangkalan yang berada di SPBU setempat pada Senin (13/5/2024) sore.
Salah satu warga Desa/Kecamatan Sukosewu Indri mengungkapkan, sudah sepekan terakhir dirinya kesulitan mendapat elpiji 3 kilogram yang ia gunakan untuk memasak sehari-hari. Kalaupun ada, harganya antara 25-30 ribu.
"Nyari kesana- kemari, kadang di pengecer ada, tapi harganya mahal, kemarin sampai ikut antri di Pom bensin supaya dapat (elpiji)," tuturnya.
Indri berharap pasokan untuk elpiji 3 kg dapat ditambah dan sehingga harga dapat kembali normal serta mudah mendapatkan gas tersebut.
"Kalau berdampak sudah pasti ya, karena memang penggunaan elpiji sudah menjadi kebutuhan sehari-hari untuk memasak, semoga segera normal. Jangan sampai seperti ini lagi," tandasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu pedagang kuliner di pasar Sumberrejo-Bojonegoro, selama sepekan terakhir dirinya kesulitan mendapatkan elpiji 3 kilogram.
"Hampir 1 sampai mau 2 mingguan ini langka, pasokannya terbatas. Sampai harus muter-muter dari agen sampai ke toko, banyak yang kosong," ujarnya.
Akibatnya, ia sempat tidak bisa menggelar daganganya karena tidak mendapatkan gas kemasan 3 kilogram yang dipakai untuk memasak.
"Kalau pun dapat, kemarin harganya sampai Rp30 ribu, bawa tiga tabung buat masak di warung, ya lumayan pengeluarannya. Itu pun kalau dapat, mahal nggak apa apa asal barangnya ada. Bakal tetap dibeli buat dagang," pungkasnya.(*)
Editor Tri Sukma
What's Your Reaction?