Dosen UB Menganalisis Potensi Politik Uang di Masa Tenang, Timses Tingkat RT Perlu Diwaspadai
Menurut dia, tim sukses (timses) masing-masing calon kepala daerah adalah pihak yang paling perlu diwaspadai. Karena timses adalah pihak yang kerap kali dimanfaatkan untuk berperan dalam praktik politik uang. Terutama timses di tingkat RT/RW.
KOTA MALANG, SJP - Dosen Magister Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB), Wawan Sobari mengungkapkan hasil analisisnya tentang potensi praktik politik uang di masa tenang menjelang pemungutan suara.
Menurut dia, tim sukses (timses) masing-masing calon kepala daerah adalah pihak yang paling perlu diwaspadai. Karena timses adalah pihak yang kerap kali dimanfaatkan untuk berperan dalam praktik politik uang. Terutama timses di tingkat RT/RW.
Dalam uraian analisisnya, Wawan membeberkan modus praktik politik uang yang berpotensi muncul saat masa tenang. Biasanya pemberian langsung dalam jumlah kecil. Ini dilakukan untuk menghindari deteksi pelanggaran dan memanfaatkan kebutuhan ekonomi masyarakat.
Praktik penyalurannya acap kali melalui jejaring informal. Seperti relawan, tokoh masyarakat, atau kepala desa (kades). Mereka cenderung digerakkan untuk mendistribusikan uang atau barang secara masif kepada calon pemilih.
"Biasanya timses tingkat RT/RW sering dimanfaatkan untuk memperluas distribusi. Bantuan berupa sembako atau kebutuhan sehari-hari disalurkan melalui tokoh lokal, atau acara komunitas," ungkap Wawan, Ahad (24/11/2024).
Analisis ini didasarkan pada 23 jurnal mengenai politik uang dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) dan laporan hasil survei berjudul "Peta Elektoral Pilkada Kota Malang dari Lembaga Survei Indonesia".
Dalam beberapa kasus, kandidat memanfaatkan program bantuan sosial (bansos) pemerintah sebagai sarana untuk menyisipkan agenda politik. Kegiatan simbolis seperti doa bersama atau pemberian sumbangan amal, sering digunakan untuk mengalihkan perhatian dari maksud sebenarnya.
"Modus-modus ini menunjukkan bahwa praktik politik uang sudah beradaptasi dengan sistem pengawasan pemilu," ucap Wawan.
Dia menuturkan, pola ini merefleksikan tingginya kebutuhan akan strategi pencegahan berbasis intelijen. Pola ini juga dapat mengidentifikasi jaringan distribusi dan memutus mata rantainya sebelum pelaksanaan.
Menurut Wawan, deteksi anomali dalam distribusi sumber daya atau komunikasi politik bisa menjadi pendekatan inovatif sebagai solusi penanggulangan praktik politik uang di masa tenang. Selain itu, transparansi dana kampanye harus diintegrasikan dengan audit ketat untuk menghindari penggunaan dana ilegal. (0)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?