Diundang Acara Maulid Nabi Muhammad di Kecamatan Pakis Malang, Ini Pesan Gus Iqdam
Agenda yang berada di Lapangan Landbouw Desa Bunut Wetan Kecamatan Pakis Kabupaten Malang tersebut begitu meriah kala Gus Iqdam mengawali tausiah dengan jargon khasnya 'dekengane pusat'.
Kabupaten Malang, SJP - Pengajian akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri pendakwah dengan nama Agus Muhammad Iqdam Kholid atau akrab dipanggil Gus Iqdam, dipadati lautan manusia.
Agenda yang berada di Lapangan Landbouw Desa Bunut Wetan Kecamatan Pakis Kabupaten Malang tersebut begitu meriah kala Gus Iqdam mengawali tausiah sekira pukul 21.00 WIB dengan jargon khasnya 'dekengane pusat'.
Peringatan maulid kali ini ia berpesan bagaimana pentingnya memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
"Lek kepingin slamet soko sikso kubur akeh-akehono solawatan, (jika ingin selamat dari siksa kubur perbanyaklah bersalawat)," ucapnya mengawali tausiah.
Pengasuh majelis ta'lim Sabilu Taubah Blitar itu juga bercerita bahwa dahulu ketika Nabi lahir, Abu Lahab paman Nabi Muhammad SAW, sangat memusuhi Nabi Muhammad dan Islam, semenjak Nabi Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul.
Saking besarnya Abu Lahab memusuhi Nabi saw dan Islam, hingga namanya diabadikan menjadi salah satu nama Surat di dalam Al-Qur’an, yakni Al-Lahab ayat 1-5.
Artinya, binasalah kedua tangan Abu Lahab, dan benar-benar binasa dia. Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan. Kelak dia akan masuk ke dalam api neraka (yang bergejolak). Dan begitu pula istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah). Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.
"Sampek di nas neng Al Qur'an, saking ngayelne dan bencinya sama kanjeng nabi, mangakane ojo sampek warga pakis/bunut koyo Abu Lahab lan bojone, (Hingga di Nas di Al Quran surat Al Lahab karena bencinya sama Nabi Muhammad, makanya jangan sampai warga Pakis/Bunut seperti Abu Lahab dan istrinya)," jelasnya.
Meskipun Abu Lahab sangat membenci Nabi Muhammad, namun ia pernah sangat bergembira atas lahirnya keponakannya tersebut. Abu Lahab begitu gembira ketika mendengar Siti Aminah telah melahirkan anak laki-laki, yakni Muhammad.
Diceritakan bahwa suatu hari, tepatnya pada hari Senin, Tsuwaibah datang kepada tuannya Abu Lahab seraya memberikan kabar tentang kelahiran keponakannya, bernama Muhammad.
Abu Lahab pun sangat bergembira, seraya meneriakkan kata-kata pujian atas kelahiran keponakannya tersebut sepanjang jalan.
Begitu gembiranya, Abu Lahab mengundang tetangga, teman-temannya dan para kerabat dekatnya untuk merayakan kelahiran keponakannya.
Di hadapan banyak orang yang mendatangi undangan tersebut, Abu Lahab berkata kepada budaknya Tsuwaibah, ”Wahai Tsuwaibah, sebagai tanda syukurku atas kelahiran keponakanku, anak dari saudara laki-lakiku Abdullah, maka dengan ini kamu adalah lelaki merdeka mulai hari ini.”
Gus Iqdam kemudian melanjutkan ceritanya atas gembira dan senangnya Abu Lahab itulah pada suatu hari ketika setelah setahun Abu Lahab meninggal duniadiceritakan oleh Al-Abbas, paman Nabi, bahwa beliau bermimpi melihat Abu Lahab. Dia berkata, "Bagaimana keadaanmu?"
Dia (Abu Lahab) menjawab, saya seperti yang engkau lihat. Tersiksa namun setiap hari Senin Allah meringankan siksa-Nya kepadaku karena aku bergembira dengan kelahiran Nabi Muhammad.
Gus Iqdam berpesan, "Kita semua orang Islam patut bersyukur dan berbangga dengan kelahiran Nabi Muhammad saw, Nabi yang membawa kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Khususnya di bulan kelahiran Nabi SAW bulan Rabiul Awal, hendaknya kita perbanyak membaca shalawat kepadanya dan semoga kita semua mendapatkan syafaatnya," pesannya. (*)
What's Your Reaction?