Cuaca Ekstrem di Kediri Raya Belum Usai, Ini Penjelasan BPBD

Banyak masyarakat yang salah mengira jika musim hujan berakhir setelah masa puncaknya. Padahal, potensi hujan lebat justru lebih tinggi di musim pancaroba atau masa peralihan ini.

22 Apr 2024 - 14:35
Cuaca Ekstrem di Kediri Raya Belum Usai, Ini Penjelasan BPBD
Banjir di lingkungan Betik, Kota Kediri beberapa waktu lalu diduga akibat luapan air dari wilayah Semen, Kabupaten Kediri. (Foto : Novi/SJP)

Kabupaten Kediri, SJP - Cuaca ekstrem masih terjadi di Kediri Raya dalam beberapa waktu terakhir. Yang terjadi adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat.

Mengutip dari akun Instagram resmi @infobmkgjuanda, potensi hujan intensitas sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang sesaat bahkan masih akan terjadi selama beberapa hari kedepan.

Kepala BPBD Kabupaten Kediri Stefanus Djoko Sukrisno mengatakan, memang puncak musim hujan di Jawa Timur terjadi di bulan Februari 2024. Sementara saat ini memasuki musim pancaroba atau masa peralihan cuaca.

"Waktu kita rapat dengan BMKG di Surabaya, dikatakan puncak musim hujan terjadi di bulan Februari, lalu Maret sampai April masuk pancaroba, peralihan dari musim hujan menuju kemarau," jelas Stefanus, Senin (22/4/2024) petang.

Menurutnya, kondisi cuaca yang tidak menentu atau cuaca ekstrem saat ini merupakan dampak dari proses peralihan. Seperti cuaca panas dan gerah yang terasa pada pagi hingga siang hari, namun terjadi hujan pada sore atau malam hari.

Banyak masyarakat yang salah mengira jika musim hujan berakhir setelah masa puncaknya. Padahal, potensi hujan lebat justru lebih tinggi di musim pancaroba atau masa peralihan ini.

"Potensi hujan lebat, sekaligus dampak bencana hidrometrologi di musim pancaroba malah lebih tinggi," ujarnya menekankan.

Stefanus juga mengungkapkan jika sejak awal pihaknya telah memetakan titik rawan bencana hidrometrologi di peralihan musim penghujan menuju kemarau. Hasilnya, lebih didominasi banjir, longsor, angin kencang dan pohon tumbang.

Wilayah rawan longsor dan banjir, lanjutnya, di wilayah barat sungai ada di sekitar bawah kaki Gunung Wilis, seperti Mojo, Semen, Tarokan, Banyakan dan Grogol. Sementara di timur sungai titik rawan ada di Kandangan dan Puncu.

"Alhamdulillah tahun masih bisa kita kendalikan. Kita mengimbau masyarakat untuk selalu waspada, minimal sesuai perkiraan BMKG, pancaroba di bulan Maret sampai April," tandasnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow