Asal Usul Nama Surabaya, Pertarungan Buaya dan Hiu Sura yang Menginspirasi Kota Pahlawan
Apakah Anda tahu asal-usul nama Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur? Nama Surabaya ternyata tidak hanya sekadar identitas geografis, melainkan juga berasal dari sebuah legenda
SURABAYA, SJP - Apakah Anda tahu asal-usul nama Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur? Nama Surabaya ternyata tidak hanya sekadar identitas geografis, melainkan juga berasal dari sebuah legenda yang telah diwariskan turun-temurun. Legenda ini menggambarkan pertarungan legendaris antara dua hewan buas—buaya dan hiu sura—yang menginspirasi lahirnya nama kota yang kita kenal sekarang.
Pertarungan Abadi Buaya dan Hiu Sura
Menurut cerita yang tercatat dalam buku 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara, pada zaman dahulu kala, wilayah Surabaya dihuni oleh dua makhluk kuat: buaya dan hiu sura. Kedua hewan ini sering terlibat dalam pertarungan sengit untuk memperebutkan mangsa. Dalam setiap pertempuran, keduanya memiliki kekuatan yang hampir setara, sehingga setiap perkelahian selalu berakhir tanpa pemenang.
Namun, setelah bertahun-tahun berperang tanpa hasil, suatu hari hiu sura mengajukan tawaran perdamaian kepada buaya. Hiu sura mengungkapkan bahwa dirinya lelah dengan konflik yang tak kunjung usai, dan ingin membuat kesepakatan agar mereka tidak lagi saling bertarung. Buaya, yang merasakan hal serupa, menerima tawaran ini dengan baik.
Kesepakatan Perbatasan Laut dan Darat
Dalam kesepakatan yang mereka buat, hiu sura akan menguasai wilayah laut, sementara buaya menguasai wilayah daratan. Batas wilayah keduanya ditentukan pada garis air surut, yang menjadi batas pemisah antara lautan dan daratan. Kedua hewan ini sepakat untuk tidak saling mengganggu dan mencari mangsa di wilayah masing-masing.
Namun, perdamaian ini tidak bertahan lama. Suatu hari, hiu sura secara diam-diam melanggar kesepakatan dengan berburu di sungai yang berada di wilayah daratan—wilayah yang seharusnya menjadi kekuasaan buaya. Ketika buaya mengetahui hal ini, ia merasa dikhianati dan marah besar. Hiu sura berkilah bahwa sungai tersebut masih bagian dari wilayah airnya, dan ia tidak melanggar kesepakatan.
Kembali ke Pertarungan
Merasa bahwa kesepakatan telah dilanggar, buaya akhirnya memutuskan untuk menantang hiu sura. Pertarungan sengit pun kembali pecah di antara keduanya. Dalam pertempuran itu, hiu sura menggigit pangkal ekor buaya, sementara buaya membalas dengan menggigit ekor hiu sura.
Pertarungan yang tak pernah berakhir ini menjadi simbol pertempuran antara kekuatan darat dan laut. Dari sinilah, cerita asal-usul nama Surabaya muncul. Nama "Surabaya" diambil dari dua elemen utama dalam cerita tersebut: "Sura" yang merujuk pada hiu sura, dan "Baya" yang merujuk pada buaya.
Warisan Legenda dalam Ikon Kota
Kisah ini tidak hanya menjadi legenda yang menceritakan pertempuran tak berkesudahan, tetapi juga menjadi simbol yang diabadikan dalam budaya Surabaya. Ikon buaya dan hiu sura sering kita temui dalam berbagai simbol kota, termasuk logo daerah dan monumen yang berdiri kokoh di ibu kota Jawa Timur ini.
Legenda asal-usul nama Surabaya ini, selain mengandung unsur kepahlawanan dan perjuangan, juga mengajarkan tentang pentingnya kesepakatan dan penghormatan terhadap perbatasan. Hingga kini, kisah ini tetap hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Surabaya sebagai Kota Pahlawan.
Dari pertempuran legendaris ini, nama Surabaya pun terus dikenal di seluruh Indonesia, menggambarkan kekuatan dan semangat juang yang tidak pernah padam. (**)
sumber: goodnewsfromindonesia.id
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?