AS Kirim Pasukan dan Sistem Antirudal ke Israel untuk Perkuat Pertahanan Setelah Serangan Iran

Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana untuk mengirim pasukan ke Israel, bersamaan dengan pengiriman sistem antirudal canggih mereka

15 Oct 2024 - 00:05
AS Kirim Pasukan dan Sistem Antirudal ke Israel untuk Perkuat Pertahanan Setelah Serangan Iran
Sistem antirudal Amerika THAAD (Foto: Istimewa/Voice of America)

Suarajatimpost.com - Pada Minggu, 13 Oktober 2024, Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana untuk mengirim pasukan ke Israel, bersamaan dengan pengiriman sistem antirudal canggih mereka. Keputusan untuk mengerahkan pasukan AS ini merupakan langkah yang tidak biasa, namun pihak AS menjelaskan bahwa tujuan pengerahan ini adalah untuk memperkuat pertahanan udara Israel setelah serangan rudal dari Iran.

Presiden Joe Biden menyatakan bahwa tindakan ini diambil sebagai dukungan bagi Israel yang sedang mempertimbangkan balasan terhadap Iran, setelah pada 1 Oktober 2024, Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal ke arah Israel.

AS telah mendorong Israel secara pribadi untuk tidak memicu konflik yang lebih luas di kawasan Timur Tengah. Biden juga mengekspresikan keprihatinan terhadap potensi serangan Israel yang menyasar fasilitas nuklir Iran dan infrastruktur energi Iran.

Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Patrick Ryder, menyebut pengerahan ini sebagai bagian dari penyesuaian strategis militer AS dalam beberapa bulan terakhir, dengan tujuan mendukung Israel dan melindungi personel AS dari serangan yang diluncurkan oleh Iran dan kelompok pro-Iran.

Meskipun begitu, kehadiran militer AS di Israel jarang terjadi di luar latihan, mengingat kapasitas militer Israel yang sudah mumpuni. Dalam beberapa bulan terakhir, pasukan AS telah berperan dalam membantu pertahanan Israel melalui kapal perang dan jet tempur di kawasan tersebut, meskipun mereka berada di luar Israel.

Sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) yang akan dikirimkan adalah komponen vital dari sistem pertahanan udara AS yang canggih. Sistem ini akan memperkuat kemampuan pertahanan antirudal Israel yang telah ada.

Sebuah baterai THAAD umumnya memerlukan sekitar 100 personel untuk operasional, dilengkapi dengan enam peluncur di truk, masing-masing mampu menembakkan delapan pencegat, dan dilengkapi dengan radar canggih.

Menanggapi langkah ini, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, memperingatkan bahwa kehadiran AS di Israel dapat mengancam keselamatan pasukannya. Ia menegaskan bahwa Iran tidak akan ragu untuk membela rakyat dan kepentingannya. Meskipun Iran cenderung menghindari konflik langsung dengan AS, pengerahan pasukan AS ke Israel dapat mempengaruhi strategi Iran.

Sebelumnya, Iran telah meluncurkan serangan rudal dan pesawat nirawak ke Israel pada April 2024, dan pada 1 Oktober, mereka kembali menembakkan lebih dari 180 rudal balistik, di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon.

Meskipun banyak rudal berhasil dicegat, beberapa di antaranya menembus pertahanan Israel. Pihak AS belum mengungkapkan kapan sistem THAAD akan sepenuhnya diterapkan di Israel.

Sistem THAAD sebelumnya pernah dikerahkan ke selatan Israel untuk latihan pada tahun 2019, menjadi satu-satunya sistem yang diketahui ada di sana. Lockheed Martin, sebagai produsen senjata terbesar di AS, merancang dan mengintegrasikan sistem THAAD, sementara Raytheon bertanggung jawab atas pengembangan radar yang canggih. (**)

sumber: beritasatu.com
Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow