Aliansi Mahasiswa Jatim Bacakan Sikap Atas Pemerintahan Jokowi
Aliansi Mahasiswa Jawa Timur anggap kepemimpinan Presiden Jokowi sarat nepotisme, rusak demokrasi, langgar konstitusi, dal gadai negeri dengan dalih investasi serta mati rasa akan Hak Asasi Manusia.
Surabaya, SJP - Mengakhiri kegiatan Mimbar Bebas di Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya, Aliansi Mahasiswa Jawa Timur sampaikan sikap atas praktik politik dinasti dan nihilnya peran pemerintah dalam penuntasan kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
Koordinator Aliansi Mahasiswa Jawa Timur, Abi Naga Parawansa, yang mewakili suara seluruh Aliansi Mahasiwa Jawa Timur menganggap Presiden Jokowi mulai haus akan kekuasaan dan dianggap tidak tanggap atasi permasalahan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
"Kami muak terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi atas nepotisme, perusak demokrasi, pelanggar konstitusi, pelayan oligarki, penggadai negeri dengan dalih investasi dan pemimpin yang mati rasa akan Hak Asasi Manusia," tegas Abi dalam pembacaan sikap Aliansi Mahasiwa Jawa Timur, Rabu (15/11/2023).
Secara umum, ada 4 poin sikap Aliansi Mahasiswa Jawa Timur bersama Lapisan Rakyat Jawa Timur yang dibacakan oleh Abi.
"Pertama, menentang putusan mahkamah konstitusi no. 90/PUU-XXI/2023 dan menolak dinasti politik dengan mendesak untuk mereformasi tubuh Mahkamah Konstitusi guna mengembalikan marwah Mahkamah Konstitusi sejati,".
"Kedua,mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk segera memeriksa Presiden RI Joko Widodo atas dugaan nepotisme yang disinyalir munculnya putusan Mahkamah Konstitusi perkara 90,"
"Ketiga, usut tuntas pelaku pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia,"
"Keempat, mengajak seluruh mahasiswa bersama rakyat Indonesia untuk tidak membiarkan Joko Widodo turun dan pensiun dengan temang bersama keluarga berkuasanya tanpa pertanggungjawaban." tutup Abi dalam pembacaan sikap Aliansi Mahasiwa Jawa Timur.
Beberapa tokoh politik dan budayawan seperti Yenny Wahid dan Butet Kartaredjasa yang dijadwalkan untuk ikut berorasi dalam kegiatan Mimbar Bebas tersebut ternyata tidak hadir hingga penghujung acara.
Namun, kegiatan Mimbar Bebas tetap terasa meriah karena di sela-sela orasi dan di sesi akhir kegiatan disisipkan penampilan dari musisi Iksan Skuter yang membawakan lagu-lagu sindiran terhadap pemerintah.
Selain pernyataan sikap dan hiburan lagu, kegiatan Mimbar Bebas juga diakhiri dengan aksi seribu lilin untuk merepresentasikan duka dari masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa Timur atas matinya demokrasi di Indonesia. (*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?