Ada 75 Kasus Sejak Januari, Masyarakat Kota Probolinggo Diimbau Antusias Cegah DBD

Ada beberapa faktor yang membuat angka DBD cenderung mengalami kenaikan di Kota Probolinggo, salah satunya musim hujan yang menyebabkan banyak genangan air.

22 Mar 2024 - 11:15
Ada 75 Kasus Sejak Januari, Masyarakat Kota Probolinggo Diimbau Antusias Cegah DBD
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) menjadi salah satu upaya mencegah adanya DBD di Kota Probolinggo (Rahmad/SJP)

Kota Probolinggo, SJP - Sejak tiga bulan terakhir, penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) rupanya menjadi ancaman serius bagi masyarakat termasuk di Kota Probolinggo.

Sebab, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Kota Probolinggo tercatat ada 75 kasus.

Hal ini disampaikan Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes-P2KB, Asri Wahyuniningsih, yang menyatakan bahwa dari total 75 kasus yang terjadi sejak bulan Januari hingga Maret, satu orang penderita bahkan telah meninggal dunia. 

"Selama tiga bulan terakhir, kasus DBD di Kota Probolinggo terutama dialami oleh anak-anak," ujar Asri pada Jum'at (22/03).

Ada beberapa faktor yang membuat angka DBD cenderung mengalami kenaikan di Kota Probolinggo, salah satunya musim hujan yang menyebabkan banyak genangan air. 

Genangan air tersebut menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti, vektor penyakit DBD.

Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) sangat diperlukan. 

Namun, PSN harus dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya membersihkan tempat-tempat yang sudah tergenang air, tetapi juga mencegah tempat-tempat yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk.

PSN dilakukan untuk memutus rantai penularan penyakit DBD, sementara Dinkes-P2KB juga melakukan fogging atau pengasapan di beberapa lokasi di Kota Probolinggo. 

Namun, efektivitas fogging hanya terbatas untuk membunuh nyamuk dewasa, sehingga PSN merupakan langkah yang lebih dianjurkan dan efektif untuk memerangi dan memutus rantai penularan penyakit.

Selain itu, melalui kader Jumantik masyarakat juga diimbau untuk aktif menjaga kebersihan lingkungan masing-masing. 

Gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur) harus dilakukan secara rutin agar penyebaran penyakit DBD dapat dicegah. 

Tindakan sederhana seperti menguras dan menutup tempat penampungan air, serta menggunakan bubuk abate untuk menghentikan perkembangbiakan jentik nyamuk DBD, sangat penting dilakukan.

Selain itu, barang-barang bekas yang dapat menampung air seperti ban bekas juga harus segera diubur atau dibuang. 

Hal ini bertujuan untuk mengurangi potensi tempat berkembang biak nyamuk DBD. 

Kebersihan lingkungan yang terjaga akan membantu dalam mencegah penyebaran penyakit DBD dan melindungi kesehatan masyarakat secara keseluruhan. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow