232 Balita Kota Batu Bebas Stunting

Plt Kepala Dinkes Kota Batu Aditya Prasaja mengatakan pada Kamis (25/7/2024) terjadinya penurunan stunting ini dibuktikan dengan perhitungan dari jumlah stunting per Desember 2023 terdapat 1.342 balita atau 12,16 persen dan berkurang hingga Juni 2024 sebanyak 1.110 balita atau 10,06 persen.

25 Jul 2024 - 18:00
232 Balita Kota Batu Bebas Stunting
Pelayanan kesehatan oleh Dinkes Kota Batu (Dokumen/Arul/SJP)

Kota Batu, SJP - Pemkot Batu melalui Dinkes mencatat telah berhasil membebaskan 232 balita dari potensi stunting di awal semester pertama pada tahun 2024 ini.

Plt Kepala Dinkes Kota Batu Aditya Prasaja mengatakan pada Kamis (25/7/2024), terjadinya penurunan stunting ini dibuktikan dengan perhitungan dari jumlah stunting per Desember 2023 terdapat 1.342 balita atau 12,16 persen dan berkurang hingga Juni 2024 sebanyak 1.110 balita atau 10,06 persen.

"Sehingga adanya penurunan prevalensi balita stunting di Kota Batu tercatat sebesar 2,1 persen atau dari 232 balita. Artinya program penurunan stunting berjalan dengan maksimal dan harus dipertahankan bahkan ditingkatkan," paparnya.

Beberapa program seperti pemeriksaan balita stunting oleh dokter spesialis anak, pendampingan ibu hamil risiko tinggi, serta pendampingan keluarga balita stunting dengan program Ananda Bergizi, telah melibatkan berbagai pihak dan menunjukkan hasil yang positif dalam menangani stunting di Kota Batu.

Sehingga keberhasilan ini merupakan bukti dari kerja keras dan kolaborasi antar instansi dalam upaya meningkatkan kesehatan generasi masa depan. Ditambah adanya kolaborasi antar berbagai OPD juga ikut membuat potensi penurunan stunting semakin meningkat.

Terpisah, Pj Wali Kota Batu Aries Agung Paewai menambahkan pentingnya peran lingkungan keluarga dalam mendukung pertumbuhan fisik anak-anak, seperti pola asuh yang baik, pemberian gizi yang seimbang, dan perhatian penuh dari orang tua merupakan kunci utama dalam mencegah stunting pada balita.

"Dalam konteks ini, Dinas Kesehatan Kota Batu juga turut berperan dengan aktif melakukan pendampingan terhadap balita yang terindikasi stunting, dengan melibatkan ahli psikologi untuk memberikan bantuan yang sesuai dengan kondisi masing-masing balita," imbuhnya.

Melalui kolaborasi antara berbagai OPD, prevalensi balita stunting di Kota Batu berhasil menurun sebesar 2,1 persen dan capaian ini tidak terlepas dari berbagai program unggulan yang telah dilaksanakan.

Seperti penyediaan pos gizi stunting di 24 desa/kelurahan, pendampingan keluarga balita stunting melalui kegiatan bapak bunda asuh, serta pemberian PMT pada bayi, balita, dan ibu menyusui dengan kebutuhan gizi yang tepat. (*)

Editor: Rizqi ArdianĀ 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow