Tali Roso, Pameran Penuh Makna Perupa Lintas Profesi
Pameran ini bagai perwujudan keberagaman seni melalui tangan-tangan kreatif tiga individu unik dengan profesi yang berbeda.
Surabaya, SJP - Tiga seniman lintas profesi asal Jawa Timur, menggelar pameran bersama dengan tajuk "Tali Roso" atau yang bisa diartikan ke bahasa Indonesia menjadi Ikatan Batin, yang digelar di Galeri Merah Putih, Kompleks Alun-alun Kota Surabaya.
Pameran yang menghadirkan 30 lukisan dengan tema yang beragam ini, memiliki pemaknaan yang luas, di mana pengunjung bebas memaknai arti dari tiap lukisan, maupun tema besar yang diangkat.
Bahkan uniknya, pameran ini bagai perwujudan keberagaman seni melalui tangan-tangan kreatif tiga individu unik dengan profesi yang juga berbeda, yang mana pemaknaan dari Tali Roso bagi mereka juga beragam.
Pertama ada Cholis Rajaba yang juga merupakan seorang pemusik, dia adalah anggota dari kelompok musik Baper Accoustic Surabaya yang juga hadir memeriahkan pembukaan pameran Tali Roso pada Sabtu, 2 Desember lalu.
"Yang saya lukiskan ini kan alam dan tumbuhan, jadi saya maknai Tali Roso ini sebagai rasa dan keharusan tiap orang untuk sadar dan berbuat kebaikan, tidak hanya ke sesama namun juga ke alam," terang Cholis, Senin (4/12/2023).
Cholis yang memaknainya sebagai rasa terhadap alam, menggambarkannya dengan nasehat Jawa, yakni "Sopo Nandur Bakal Ngunduh", yang berarti "Siapa yang menuai kebaikan akan dibayar dengan kebaikan pula, begitu sebaliknya".
Selanjutnya, adapun Ponco Wibowo yang berprofesi sebagai guru. Ponco membawakan lukisan dengan tema kehidupan dan alam yang tidak jauh berbeda dengan Cholis, namun dirinya lebih menekankan kepada makna ikatan.
"Secara harfiah Tali Roso ini berarti mengikat rasa, dan di pameran ini kita yang berasal dari berbagai latar belakang berbeda dan gaya lukisan yang berbeda bisa terikat dan bersatu," ungkapnya.
Ponco menuturkan, dirinya dan 2 pelukis lain di pameran ini adalah seniman yang tidak mati gaya. Baginya, dari pekerjaan akan menghidupi kesenian, dan dari seni bisa menumbuhkan rasa semangat di area lain, termasuk menjalankan profesi mereka masing-masing.
Sedangkan Yoyok Wibowo yang bekerja di dunia media, dalam pameran tersebut membawakan lukisan serba abstrak. Baginya pameran Tali Roso ini bisa dinikmati dengan "rasa" masing-masing individu yang melihat.
"Saya ingin bermain dengan imajinasi, bahkan saya menamai lukisan saya #Untitled (tanpa judul), artinya saya tidak ingin memaksa, biar mereka mengapresiasi dan menerjemahkan sendiri seni yang tersaji disini," jelasnya.
Melalui pameran ini dan pameran-pameran yang terus digelar secara rutin di Kota Surabaya, mereka bertiga memiliki harapan agar kesenian di Kota Pahlawan terus berkembang, terutama setelah ditahan pada masa pandemi.
Pameran "Tali Roso" ini sendiri masih akan menghiasi Galeri Merah Putih hingga 9 Desember nanti. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?