Tak Sekadar Olahraga, Slow Jogging Sore Hari Kini Jadi Tren Muda-mudi Probolinggo
Pemandangan itu, juga makin terlihat di Kota Probolinggo terutama pada sore hari di jalan-jalan. Salah satunya di jalan dr. Moh. Saleh Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan yang dipenuhi muda-mudi tengah asik lari pendek atau jogging.
Kota Probolinggo, SJP - Olahraga lari pendek atau slow jogging saat ini semakin populer dan digandrungi berbagai kalangan dan usia.
Bahkan, slow jogging ini seolah menjadi jalan keluar dari rutinitas hidup yang kurang gerak hingga jadi tren masa kini.
Pemandangan itu, juga makin terlihat di Kota Probolinggo, terutama pada sore hari di beberapa ruas jalan Senin, (01/07/2024).
Salah satunya di jalan dr. Moh. Saleh Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan yang dipenuhi muda-mudi tengah asik lari pendek atau slow jogging.
Tak hanya sekadar menyehatkan badan dan tubuh, namun kini slow jogging menjadi gaya hidup bagi masyarakat khususnya muda-mudi.
Sudah hal lumrah dampak positif dari olahraga ini untuk kesehatan adalah dapat membakar kalori dan mengencangkan otot, hal inilah yang membuat olahraga ini semakin digandrungi.
Dilansir oleh New York Times, beberapa penelitian telah menemukan jika pelari hidup tiga tahun lebih panjang dibanding mereka yang bukan pelari.
Sebuah penelitian, yang baru-baru ini dipublikasi di jurnal Progress in Cardiovascular Disease, menemukan jika lari dapat mengurangi risiko kematian dini hingga 40 persen.
Kabar terbaiknya adalah berlari hanya lima menit setiap harinya bisa memperpanjang umur.
Menurut laporan ini, satu jam lari secara statistik memperpanjang harapan hidup selama 7 jam.
Karena banyaknya efek positif ini, membuat kini banyak bermunculan muda-mudi yang melakukan slow jogging bahkan mereka menggunakan gawai atau handphone untuk mengukur jumlah langkah.
Salah satu warga Kota Probolinggo yang rutin slow jogging ialah Maghfiro, perempuan ini selalu menyempatkan waktu luangnya di sore hari untuk melakukan aktifitas slow jogging.
"Biasanya sih lebih banyak sore hari, karena memang pagi siang bekerja. Sore hari menjadi pilihan karena memang udaranya nyaman dan tidak terlalu panas," kata perempuan berprofesi guru ini.
Bahkan, ia sengaja menggunakan aplikasi di handphonenya untuk mengukur berapa jarak yang sudah ditempuh.
"Lewat aplikasi di handphone jadi kita bisa tau berapa langkah kaki dan berapa jumlah jarak lari yang sudah kita lakukan," tambahnya.
Hal senada disampaikan Galih, pemuda yang baru lulus SMA ini mengatakan, saat ini dirinya sedang menikmati olahraga lari bersama dengan teman-temannya.
“Mumpung lagi semangat, apalagi bersama teman-teman. Jadi ini bisa mengurangi ketergantungan kita pada handphone alias mager," singkatnya. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?