Sepanjang Tahun 2024, Damkar Sampang Tangani 270 Insiden

Kebakaran itu beragam. Mulai dari kebakaran lahan, hingga kebakaran gedung dan bangunan

27 Dec 2024 - 15:47
Sepanjang Tahun 2024, Damkar Sampang Tangani 270 Insiden
Petugas Damkar Sampang menurunkan anak setelah belajar cara evakuasi bencana kebakaran (Fadil/SJP)

SAMPANG, SJP - Sepanjang tahun 2024, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelematan Daerah (Damkar) Kabupaten Sampang telah menangani 270 insiden. Baik berupa kebakaran dan nonkebakaran.

Angka penanganan insiden itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang hanya tercatat sebanyak 168 insiden: baik berupa insiden kebakaran dan nonkebakaran.

Kasi Operasi Dinas Damkar Sampang, Maftuh Fathurrahman mengatakan, peristiwa kebakaran pada tahun 2023 dan 2024 sebenarnya hampir sama. Penyebabnya yaitu musim kemarau panjang. 

Saat musim kemarau, masyarakat yang baru saja melalui masa panen padi cenderung membakar jerami sebelum kemudian menggarap ladangnya. Arang jerami itu dipercaya sebagai pupuk untuk kesuburan tanah.

"Biasanya itu cara masyarakat mengelola tanah. Jadi sampahnya itu dibakar sebagai pupuk agar sawah dan ladangnya subur," ucapnya, Jumat (27/12/2024).

Namun dampak dari aktivitas itu, kata Maftuh, bisa berakibat fatal. Karena setelah membakar sisa jerami dan sampah di ladang, warga meninggalkan sisa pembakaran. Saat ada angin kencang, api berpotensi merambat.

"Jadi penyebab kebakaran lahan di Sampang itu human eror," terangnya.

Selain kebakaran lahan, kebakaran gedung dan gudang juga menjadi peristiwa yang kerap terjadi. Dari sisi nonkebakaran, Damkar juga sering menangani insiden lain. Seperti evakuasi binatang reptil, seperti ular yang meresahkan warga.

Dijelaskan Maftuh, insiden kebakaran lahan paling banyak di wilayah Kecamatan Sampang. Terutama di Desa Banyumas, Desa Tanggumong dan sebagian wilayah Kecamatan Torjun.

"Kalau korban jiwa tidak ada. Tetapi korban yang mengalami syok itu sekitar lima sampai enam orang. Karena mungkin dengan adanya kebakaran, jadi ikut takut api itu pindah ke rumah mereka," terangnya.

Maftuh menjelaskan, informasi tentang berbagai insiden itu biasa diterimanya dari pihak pemerintah kecamatan dan pemerintah desa berangkutan. Rata-rata mereka telah mengantongi nomor pos Damkar.

Terkadang, lanjut Maftuh, warga langsung mendatangi Posko Damkar atau kantor kepolisian sektor (polsek) setempat untuk melaporkan sebuah insiden atau peristiwa.

Namun ironinya, sarana dan prasarana (sarpras) di Damkar masih terbilang kurang. Bahkan saat ini, Damkar hanya memiliki 7 unit armada: 6 unit berada di pos kota, dan 1 unit di Pos Ketapang. Sehingga Pos Ketapang sangat kekurangan armada.

"Karena di sana ada satu unit Damkar tanpa adanya tangki penyuplai. Padahal idealnya, setiap satu unit mobil damkar perlu disertai satu unit mobil tangki penyuplai. Karena saat evakuasi kebakaran, tidak boleh keluar masuk lokasi kebakaran," paparnya.

Ironinya lagi, dari 7 armada Damkar yang ada, tidak semuanya berfungsi efektif. Bahkan ada 1 unit armada yang usianya sudah tua dan sering rusak. Sehingga untuk melakukan evakuasi kebakaran skala besar terbilang kurang maksimal.

"Insyaallah tahun depan ada penambahan armada," pungkas Maftuh. (*)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow