Sebanyak 60 Pegiat Lingkungan Asal Kediri Kunjungi Kampoeng Oase Surabaya

Ketenaran itulah yang akhirnya membuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri memilih Kampoeng Oase sebagai lokasi pelaskanaan studi lapangan dan workshop pengelolaan sampah.

10 Oct 2024 - 12:31
Sebanyak 60 Pegiat Lingkungan Asal Kediri Kunjungi Kampoeng Oase Surabaya
Ketua Kampoeng Oase Songo, Yaning mengajak rombongan berkeliling kampungnya (Ryan/SJP)

SURABAYA, SJP - Grup Kampoeng Oase Surabaya telah lama dikenal sebagai pelopor pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan. Tidak hanya di lingkup lokal, tetapi juga diakui luas di skala nasional hingga internasional. 

Keberhasilan dalam merangkul masyarakat dan menerapkan konsep zero waste membuat mereka menjadi komunitas yang layak dijadikan contoh oleh banyak pihak. Terlebih beberapa Kampoeng Oase Surabaya sudah dijadikan destinasi wisata edukasi perihal pengelolaan lingkungan.

Ketenaran itulah yang akhirnya membuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kediri memilih Kampoeng Oase sebagai lokasi pelaskanaan studi lapangan dan workshop pengelolaan sampah. Workshop  itu digelar di dua Kampoeng Oase Surabaya, yakni Kampoeng Oase Songo dan Kampoeng Oase Ondomohen.

Sebanyak 60 penggiat lingkungan dari Kabupaten Kediri dibawa untuk menimba ilmu di dua lokasi tersebut. Kegiatan itu dipimpin oleh Kepala Bidang Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (Kabid PSLB3) DLH Kabupaten Kediri, Arman Fuadi.

Arman mengungkapkan alasannya memilih Kampoeng Oase Surabaya untuk lokasi studi lapangan, yaitu karena pihkanya telah melihat keberhasilan kampung-kampung yang tergabung dalam grup Kampoeng Oase Surabaya.

"Sebelumnya memang kita cari-cari informasi di internet, dan sekarang setelah datang langsung kesini ternyata memang benar banyak inovasi yang bisa menjadi pelajaran bagi kami," terang Arman, Kamis (10/10/2024).

Di Kampoeng Oase Songo, Arman terkesan dengan kebersamaan masyarakat dalam perwujudannya slogan 3R, yakni reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang) sampah.

"Jadi pengelolaan sampah itu tidak boleh berhenti namun ada sirkulasinya, contoh di Kampoeng Oase Songo ini ada maggot (larva lalat) yang digunakan untuk mengurai sampah basah, ternyata maggot ini bisa juga dijadikan produk turunan," ungkapnya. 

Arman menyebut, di Kabupaten Kediri sudah ada 40 bank sampah yang beroperasi. Namun menurutnya, jika hanya mengandalkan bank sampah cakupannya sangat terbatas, mengingat ada 343 desa yang ada di Kabupaten Kediri.

"Jadi langkah awal yang akan kami terapkan adalah menggerakkan masyarakatnya, tentu stimulasinya dengan menunjukkan kepada masyarakat disana bahwa di Surabaya ada loh Kampung yang pengelolaan lingkungannya berhasil dengan melibatkan peran warganya," sebut Arman.

Sementara itu, Ketua Kampoeng Oase Songo, Yaning Mustika Ningrum mengungkapkan rasa bangganya, karena kampung yang dia pimpin bisa menjadi rujukan. Bahkan dia menjadikan kesempatan itu untuk berbagi tips dan trik agar sukses dalam mengelola lingkungan.

"Yang pasti teman-teman harus istikamah, kalau warga awal-awal menolak untuk ikut berperan itu sudah biasa, dengan membuktikan kebermanfaatan dalam mengelola lingkungan, masyarakat pasti perlahan-lahan akan ikut tergerak," ujarnya.

Selanjutnya, Yaning berharap, kegiatan itu bisa memberikan manfaat, tidak hanya bagi pihak yang datang, namun juga bagi kampungnya agar lebih termotivasi lagi dalam menjaga lingkungan.

"Pesan saya, kelola sampah sampai seminim mungkin, karena motto saya, sampahmu tanggung jawabmu, sampahku tanggung jawabmu," tandasnya. 

Dilokasi yang sama, Pembina Kampoeng Oase di Surabaya, Adi Candra mengungkapkan, setelah berkunjung ke Kampoeng Oase Songo, rangakaian kegiatan akan dilanjutkan ke Kampoeng Oase Ondomohen yang berada tepat di jantung Kota Surabaya.

"Kita ingin menunjukkan bahwa setiap Kampoeng Oase Surabaya memiliki potensi dan kelebihannya masing-masing. Ini juga agar peserta studi lapangan juga mendapatkan referensi yang lebih luas," tutup Adi sebelum melanjutkan kegiatan.

Diketahui, kegiatan itu diinisiasi oleh DLH Kabupaten Kediri berkolaborasi dengan Kampoeng Oase Surabaya, Perbanusa DPD I Jawa Timur, dan dipromosikan oleh Indonesian Fighter Tourism Associaton (IFTA) Jelajah Indonesia. (*)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow