Pj Wali Kota Mojokerto Ziarah ke makam Riyanto, Banser Mati Syahid
Almarhum Riyanto adalah salah satu anggota Bantuan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) Kota Mojokerto yang mati syahid saat malam misa Natal yang berada di Gereja Sidang Jemaat Pantekosta Indonesia atau GSJPDI Eben Haezer, Kota Mojokerto pada tahun 2000
Kota Mojokerto, SJP - Pj Wali Kota Mojokerto, Moh. Ali Kuncoro bersama jajaran Forkopimda Kota Mojokerto yang melakukan ziarah ke makam Riyanto.
Almarhum Riyanto adalah salah satu anggota Bantuan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser NU) Kota Mojokerto.
Ia mati syahid saat malam misa Natal yang berada di Gereja Sidang Jemaat Pantekosta Indonesia atau GSJPDI Eben Haezer, Kota Mojokerto, tanggal (24/12/2000).
Ali sebut sosok Riyanto sudah berikan cerminan tentang tingginya heroisme dan toleransi antarumat beragama.
"Saya ingin ingatkan kepada kita semua tentang pentingnya menumbuhkan rasa kemanusiaan yang tinggi, solidaritas dan toleransi diantara umat beragama seperti apa yang dilakukan oleh almarhum Riyanto," kata Ali.
Sebagai informasi, Riyanto merupakan anak pertama dari 7 bersaudara dari pasangan Sukarmin (74) dan Kartinem (65) yang berjasa slematkan nyawa jemaat Gereja di Misa Natal itu.
Peristiwa itu bertepatan dengan ramadan hari ke-20. Saat itu, Riyanto berpamitan kepada ibunya untuk tidak berbuka puasa di rumah.
Ia izin berbuka bersama rekan-rekan Banser lainnnya sekaligus mempersiapkan penjagaan di Gereja Eben Haezer.
Ketika jaga Gereja Eben Haezer bersama tiga rekannya, Riyanto dapat laporan ditemukan benda mencurigakan di depan gereja dari jemaat sekitar pukul 20.30 WIB.
Bentuk bungkusan tas plastik yang berwarna hitam itu berada di bawah telepon umum depan gereja.
Seketika, pemuda kelahiran Kediri 1975 itu berinisiatif mengambil dan menyerahkan ke polisi yang berjaga saat itu.
Usai dicek, ternyata bungkusan plastik itu berisi benda sebesar aki mobil (bom).
Petugas saat itu meminta semua orang yang berada di lokasi untuk menjauh dan tiarap.
Justru, Riyanto membawa lari benda itu dan menjauh dari gereja hingga akhirnya meledak dan mengenai tubuhnya.
Riyanto akhirnya wafat dan kemudian sang ibundanya tak kuasa menahan air matanya setelah mendengar bahwa anaknya meninggal akibat ledakan bom.
"Ya namanya ditinggalkan sangat cepat, apalagi anak pertama pasti namanya orangtua hancur kehilangan anaknya," ucap Sukarmin (74) saat berada di kediamannya, Senin (25/12/2023).
Sukarmin pun berharap, sosok anaknya terus didoakan dan dikenang semua umat atas keberanian yang selamatkan jemaah gereja yang sedang menjalankan ibadah Misa Natal 23 tahun silam.
"Semoga di misa Natal setiap tahun, dari gereja atau umat beragama untuk mendoakan anak saya semoga diberikan tempat yang layak di sisi Tuhan Yang Maha Esa," terangnya.
Makam Riyanto berada di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kecamatan Prajuritkulon.
Makamnya pun selalu didatangi berbagai umat untuk berziarah terlebih jelang perayaan Natal untuk kenang keberaniannya dalam selamatkan jemaat Gereja Eben Haezer. (*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?