Perempuan Lansia Penjual Kopi diJombang Mengaku Belum Tersentuh Bantuan Sosial

Jangkauan asas manfaat kepada masyarakat yang benar - benar membutuhkan butuh keseriusan pemerintah pusat sampai desa.

12 Apr 2024 - 04:45
Perempuan Lansia Penjual Kopi diJombang Mengaku Belum Tersentuh Bantuan Sosial
Nenek Mukayati (64) warga Dusun Jetis, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Jombang minim bantuan sosial. (Foto : redi/SJP)

Kabupaten Jombang, SJP - Langkah pemerintah Pusat untuk menangani kemiskinan ekstrem harus berhadapan dengan kondisi nyata di lapangan.

Jangkauan asas manfaat kepada masyarakat yang benar - benar membutuhkan butuh keseriusan pemerintah pusat sampai desa. 

Jika sebelumnya, perempuan lansia Nenek Mari'ah (72) Tahun warga Dusun Jetis, Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Jombang sempat kurang mendapat akses bantuan sosial. 

Terbaru, nenek Mukayati (64) Tahun warga di Dusun yang sama dengan nenek Mari'ah juga belum sepenuhnya mendapat bantuan sosial. 

Saat didatangi oleh Ketua Forum Rembug Masyarakat Jombang (FRMJ) Joko Fattah Rochim di rumah sekaligus warung kopinya, Nenek Mukayati mengaku belum mendapat bantuan sosial. 

"Bantuan tidak dapat," ucap Mukayati singkat, Selasa (9/4/2024) lalu. 

Apalagi kondisi Mukayati secara fisik sudah tidak kokoh lagi. Pernah jatuh di kamar mandi 6 tahun silam, Mukayati harus tertatih untuk menjalani pengobatan. Jualan kopi tetap jadi pilihan. 

"Selama 4 tahun berdagang menggunakan tongkat penyangga jalan," ungkap Mukayati yang kini jadi tumpuan keluarga. 

Mukayati tak menampik jika pernah dapat Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari Dana Desa (DD), tapi untuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) tak pernah dapat. 

Termasuk kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan tidak punya, apalagi Program Keluarga Harapan (PKH) Lansia mendengar pun tak pernah. 

Sementara itu Ketua FRMJ Joko Fattah Rochim mengatakan jika di Desa - Desa masih banyak potret ibu - ibu maupun masyarakat tidak mampu. 

"Saya berharap kepada pemerintah desa maupun kabupaten bisa lebih melihat sekitar kita, KIS penting untuk berobat, termasuk BPNT maupun PKH," terangnya, dikonfirmasi pada Jumat (12/4/2024).

Termasuk kritik terhadap anggota dewan, semestinya tahu kondisi warga, jika datang Pemilihan Umum (Pemilu) bilang Daerah Pemilihan (Dapil) nya. 

"Kalau ada orang sakit, Dewan tidak mengerti," tandasnya. (*) 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow