Misteri Nama Jember dan Asal-usul Budaya Pandhalungan yang Unik

Misteri asal-usul nama Jember hingga kini belum dapat dipastikan, namun ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan latar belakangnya

01 Dec 2024 - 16:07
Misteri Nama Jember dan Asal-usul Budaya Pandhalungan yang Unik
Wisata di Jember (Foto: GNFI)

JEMBER, SJP - Misteri asal-usul nama Jember hingga kini belum dapat dipastikan, namun ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan latar belakangnya. Salah satu teori menyebutkan bahwa nama Jember berasal dari gabungan kata "Jembhar" dalam bahasa Madura dan "Jembar" dalam bahasa Jawa, yang keduanya memiliki arti tempat yang luas

Selain itu, ada pula legenda yang berkembang di masyarakat setempat yang menceritakan tentang sebuah kampung nelayan yang dipimpin oleh seorang kepala kampung. Setelah kepala kampung gugur dalam pertempuran, anak gadisnya yang bernama Jembersari terpilih untuk menggantikan posisinya. Setelah Jembersari meninggal, sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya, masyarakat setempat memberi nama daerah tersebut dengan nama Jember

Versi lain menyebutkan bahwa nama Jember berasal dari kata Jembrek, yang dalam bahasa setempat berarti becek atau berlumpur. Hal ini dikaitkan dengan cerita Raja Hayam Wuruk dari Majapahit yang melintasi daerah Puger dan melihat kondisi jalan yang berlumpur, kemudian menyebutnya dengan sebutan tersebut.

Budaya Pandhalungan: Hibriditas yang Mencerminkan Sejarah Jember

Jember juga dikenal dengan budaya Pandhalungan, sebuah budaya hasil percampuran antara etnis Madura dan Jawa yang membentuk karakteristik budaya hibrid khas. Pandhalungan merujuk pada kebudayaan yang berkembang di kawasan Tapal Kuda, termasuk Jember, dan menggambarkan pengaruh dua budaya besar yang ada di wilayah tersebut.

Budaya Pandhalungan terbentuk akibat migrasi besar-besaran etnis Madura dan Jawa ke Jember, terutama setelah pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jalur kereta api pada akhir abad ke-19. Perpindahan ini menjadikan Jember sebagai pusat kegiatan ekonomi dan perdagangan, dengan etnis Madura lebih banyak mendiami wilayah utara dan orang Jawa mendominasi wilayah selatan dan pesisir.

Interaksi antara kedua etnis ini menciptakan bentuk seni, bahasa, dan tradisi baru yang khas, salah satunya adalah tarian lahbako yang menggambarkan aktivitas menanam dan mengolah tembakau—sebuah kegiatan ekonomi penting di Jember. 

Bahasa Jemberan pun berkembang dengan ciri khas, seperti pola pengulangan kata dan variasi linguistik, misalnya kata ku-mlaku yang berarti berjalan-jalan. 

Inklusivitas dan Toleransi dalam Budaya Pandhalungan

Budaya Pandhalungan menekankan pada inklusivitas, dialog, dan penghargaan terhadap perbedaan. Komunikasi terbuka dan toleransi etnis menjadi dasar bagi masyarakat Jember untuk hidup rukun meski berasal dari latar belakang budaya yang beragam. Hal ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang mengutamakan sikap saling menghormati antar kelompok etnis yang ada.

Secara keseluruhan, baik asal-usul nama Jember maupun budaya Pandhalungan menunjukkan sejarah panjang interaksi budaya yang membentuk identitas dinamis dan unik di daerah tersebut. Semua ini menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jember hingga saat ini. (**)

sumber: goodnewsfromindonesia.id

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow