Masuki Hidrometeorologi Basah, BPBD Bondowoso Stop Dropping Air Bersih
Penghentian dropping air bersih BPBD Bondowoso juga berdasarkan SK Gubernur Jatim.
BONDOWOSO, SJP - Memasuki musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bondowoso telah menghentikan dropping air bersih ke daerah-daerah yang terdampak kekeringan sejak akhir November 2024.
Di Kabupaten Bondowoso, terdapat 13 desa yang tersebar di 8 kecamatan yang menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau.
Diataranya, Desa Sumber Anyar Kecamatan Maesan, Desa Gading Sari serta Patemon Kecamatan Pakem, Desa Wringin Kecamatan Wringin, Desa Klabang dan Desa Purnama di Kecamatan Tegalampel.
Selain itu, Desa Blimbing, Karang Anyar dan Leprak Kecamatan Klabang, Desa Walidono Kecamatan Prajekan, Desa Botolinggo dan Klekean Kecamatan Botolinggo dan Desa Batu Ampar Kecamatan Cermee.
Dari keseluruhan wilayah tersebut, terdapat 3508 kepala keluarga (KK) yang terdampak kekeringan saat musim kemarau dan membutuhkan pendistribusian air bersih dari BPBD Kabupaten Bondowoso.
Selain hal tersebut, penghentian dropping air bersih ini juga berdasar pada Surat Keputusan (SK) Gubernur Jawa Timur (Jatim) yang membatasi durasi bantuan tersebut.
"Apalagi saat ini kita sudah melewati hidrometeorologi kering. Per Desember, kita sudah memasuki hidrometereologi basah, oleh sebab itu kita hentikan dropping air bersih," jelas Kabid Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstruksi (LRR) BPBD Bondowoso, Tugas Riski Bahana, ketika dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, Minggu (1/12/2024) malam.
Untuk diketahui, sejak bulan Juli 2024, dropping air bersih dianggarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Sedangkan, untuk bulan Agustus dan September dialokasikan dari sokongan anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kemudian, untuk dropping air bersih bulan Oktober dan November, BPBD Bondowoso mengandalkan kucuran dan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?