Lansia Bisa Perlambat Penurunan Kognitif Dengan Cara Ini

Konsumsi makanan kaya nutrisi, meminimalkan konsumsi alkohol,dan cukup tidur adalah kebiasaan lain yang dapat membantu menurunkan risiko penurunan kognitif

20 Mar 2024 - 09:30
Lansia Bisa Perlambat Penurunan Kognitif Dengan Cara Ini
Perlambat penurunan kognitif dengan hidup sehat (parade/SJP)

Houston, SJP - Hidup sejahtera di masa tua, bagi sebagian orang, adalah tubuh dan otak masih berfungsi dengan baik.

Meskipun penurunan kognitif lebih sering terjadi seiring bertambahnya usia, tentu tanpa usaha menjaga  kinerja otak karena sangat penting

Meskipun kita tidak dapat mengendalikan kesehatan kita sepenuhnya, tetapi kita bisa ubah cara hidup yang dapat berdampak besar pada tubuh, termasuk otak. 

Siapapun yang menurunkan risiko penurunan kognitif, ada satu kebiasaan yang harus dihindari sepenuhnya atau hentikan secepatnya

Hal ini disampaikan Dr. Amy Naquin-Chappel, MD, ahli saraf di Rumah Sakit Houston Methodist Willowbrook.

 “Ada banyak faktor yang terbukti meningkatkan risiko penurunan kognitif, termasuk obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, genetika, gangguan tidur, cedera otak, depresi, dan masih banyak lagi,” jelasnya.

Naquin-Chappel menyampaikan bahwa ada satu kebiasaan penting yang harus dihindari jika Anda ingin menjaga kesehatan otak yaitu tidak merokok.

“Merokok menghadirkan risiko penurunan kognitif yang lebih tinggi dibandingkan kebiasaan atau faktor lainnya,” dia memperingatkan.

Sejumlah penelitian ilmiah mendukung hubungan antara merokok dan memburuknya kesehatan otak.

Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa merokok dapat meningkatkan risiko demensia serta gangguan neuropsikiatri termasuk skizofrenia, depresi, dan kecemasan.

Meskipun pengaruh merokok terhadap otak belum sepenuhnya dipahami, para peneliti otak percaya bahwa efek negatifnya adalah akibat dari kerusakan yang berhubungan dengan merokok pada proses kardiovaskular dan pernapasan di otak.

Studi menunjukkan bahwa orang yang merokok memiliki total volume otak yang lebih kecil dibandingkan orang yang tidak merokok, termasuk lebih sedikit materi abu-abu di otak, yang digunakan untuk memori, memproses emosi, dan mengendalikan gerakan.

Selain tidak merokok, Dr. Naquin-Chappel mengatakan bahwa latihan fisik secara teratur adalah cara lain untuk menjaga kesehatan otak dan menurunkan risiko penurunan kognitif.

Ia sarankan untuk melakukan latihan kardiovaskular sedang selama 150 menit dalam seminggu.

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa penurunan kognitif hampir dua kali lebih sering terjadi pada orang dewasa yang tidak aktif dibandingkan orang dewasa yang rutin berolahraga.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya memiliki kebiasaan sehat.

Menurut Dr. Naquin-Chappel, konsumsi makanan kaya nutrisi, meminimalkan konsumsi alkohol,dan cukup tidur adalah kebiasaan lain yang dapat membantu menurunkan risiko penurunan kognitif.

Kebiasaan sehat ini membantu menurunkan risiko tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes, yang semuanya merupakan faktor risiko stroke dan penyakit serebrovaskular yang menyebabkan kerusakan otak dan meningkatkan risiko kognitif,” ujarnya.

Penting juga untuk tidak pernah berhenti belajar. Naquin-Chappel mengatakan bahwa otak perlu dilatih, sama seperti otot kita.

“Ingatlah bahwa melatih otak itu penting. Jika kita ingin otot besar, kita angkat beban dan lakukan latihan berulang-ulang. Dengan cara yang sama, jika kita ingin memori kerja kita setajam mungkin, kita harus melatihnya. Ada banyak latihan kognitif pada aplikasi ponsel cerdas dan buku kerja yang dapat digunakan," sambungnya.

Perlu diingat bahwa kita tidak dapat mengendalikan kesehatan kita sepenuhnya.

Namun seperti yang ditunjukkan oleh penelitian ilmiah, cara kita hidup memengaruhi cara kita menua.(**)

Sumber: Parade

Editor: Tri Sukma

 

 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow