Komnas PA Jatim dan SNA Gelar Kegiatan Pencegahan Bullying di Sekolah

Surabaya, SJP - Kasus bullying atau perundungan merupakan salah satu permasalahan yang paling umum terjadi di lingkungan sekolah. Penuntasan tindakan tidak terpuji ini menjadi komitmen dari Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA).

Dalam upaya untuk meminimalisasi tindakan perundungan di lingkungan sekolah, Komnas PA Jawa Timur menggelar kegiatan bertajuk "Pencegahan Perundungan atau Bullying di Sekolah" yang digelar di Sekolah Internasional Singapore National Academy (SNA).

Febri Kurniawan Pikulun SH.,CLA., selaku ketua Komnas PA Jatim menjadi salah satu pengisi materi dalam kegiatan tersebut bersama dengan sejumlah narasumber lain seperti psikolog, advokat, konsultan hukum, dan pemerhati anak.

Menurut Febri, kasus Bullying yang terjadi di lingkungan sekolah memerlukan penanganan yang serius dan peran aktif dari seluruh pihak yang bersangkutan.

"Dibutuhkan kerjasama dan peran aktif dari pihak sekolah dan orang tua murid, dengan harapan kasus bullying anak di wilayah Jawa Timur khususnya, bisa diminimalisir." ujar Febri, Jumat (5/4/2024).

Kegiatan penyuluhan edukatif ini diikuti oleh siswa-siswi kelas 6-7 beserta murid pendamping secara interaktif, hal tersebut dikarenakan narasumber menerapkan sistem tanya jawab yang membuat siswa siswi peserta kegiatan dapat berperan aktif dalam diskusi tersebut. 

Hadir pula dilokasi kegiatan yakni Syaiful Bachri, Ketua Komnas Perlindungan Anak Surabaya, ia memberikan apresiasi atas kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Komnas Perlindungan Anak Jawa Timur dan Singapore National Academy. 

"Kolaborasi antara pihak sekolah, orang tua, dan lembaga perlindungan anak adalah langkah efektif dalam upaya mencegah dan mengatasi kasus bullying di lingkungan sekolah," ujar Syaiful.

Syaiful berharap bahwa kegiatan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua siswa.

Komnas PA Jatim beserta SNA juga berkomitmen untuk terus melanjutkan kegiatan serupa, terlebih karena keduanya memiliki kesamaan komitmen dalam pencegahan dan mengurangi tindakan Kekerasan baik secara verbal maupun non-verbal di lingkungan sekolah. (*)

Editor: Rizqi Ardian