Kisah Sugeng Tinju, Sempat Berprestasi Kini Penuhi Kebutuhan Hidup Jualan Kopi Di Jombang
Prestasi mentereng pernah di torehkan Sugeng (58) Tahun atau akrab disapa Sugeng Tinju dalam kancah olah raga tinju. Tiga mendali telah di torehkan oleh bapak tiga anak yang kini tinggal di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Kabupaten Jombang, SJP - Prestasi mentereng pernah ditorehkan Sugeng (58) atau akrab disapa Sugeng Tinju dalam kancah olahraga tinju. Tiga mendali telah ditorehkan oleh bapak tiga anak yang kini tinggal di Desa Keras, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Itu prestasi dulu, kini Sugeng Tinju berjualan kopi. Persis di pinggir jalan, pojok kiri halte Bus Pandanwangi, Jalan Raya Basuki Rahmad, Desa Pandanwangi, Kabupaten Jombang.
Dengan cekatan Sugeng Tinju meracik kopi sembari menceritakan masa - masa kejayaan saat menjadi atlet tinju.
“Tahun 1987 saya sudah mewakili Jawa Timur (Jatim) untuk mengikuti kejuaraan tinju tingkat nasional, Kejuaraan Nasional (Kejurnas),” ungkap Sugeng kepada wartawan, Rabu (17/7/2024).
Sugeng Tinju menapaki prestasi berawal dari Sasana Tinju Amphibi Surabaya di bawah binaan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL). Kala itu, sasana Amphibi di bawah binaan Letkol Hartanto tahun 1987.
“Saya dulu ikut Sasana Amphibi Surabaya," ujar Sugeng Tinju sembari melempar senyum.
Berderet piagam penghargaan kejuaraan tingkat daerah maupun nasional masih Sugeng simpan dengan rapi.
Di antaranya juara 1 mewakili Amphibi di 507, di Tulungagung yang mewakili Surabaya mendapat juara 2 dan di Kapolres Cup Tuban juara 3, terakhir naik ring tahun 1987.
"Saat Kejurnas saya belum dapat juara saat itu," beber Sugeng berkisah.
Berjualan kopi menggunakan motor menjadi mata pencaharian Sugeng sehari - hari. Demikian juga latihan olahraga tinju masih rutin dilakukannya setiap hari.
Tentu, Ia masih berharap bisa melatih generasi muda untuk berprestasi dalam olahraga tinju. Dirinya juga terbuka untuk berdiskusi tentang banyak hal mengenai olahraga tinju dengan siapapun yang memiliki ketertarikan.
“Masih bisa untuk sekedar melatih, kalau untuk main sudah tidak, karena fisik sudah menurun,” ungkapnya.
Keseharian berjualan kopi, Sugeng mengaku hasilnya dipakai untuk membiayai kebutuhan keluarga. Lumayan, dalam sehari dapat hasil jualan kopi sebesar Rp 50 ribu.
“Monggo kami membuka ruang, siapapun untuk diskusi tentang tinju silahkan ngopi disini sambil sharing,” tandasnya. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?