Kebakaran Gunung Arjuno Berangsur Membaik Status Tanggap Darurat Dicabut

Meskipun demikian, patroli pengawasan titik api akan tetap ditingkatkan mengingat masih berlangsungnya musim kemarau yang panjang

18 Sep 2023 - 02:15
Kebakaran Gunung Arjuno Berangsur Membaik Status Tanggap Darurat Dicabut
Tim gabungan melakukan persiapan penyisiran di pos pemantauan Senin (18/09/2023) (Foto : Michel Sima/SJP)

Kota Batu, SJP - BPBD Kota Batu mengakhiri status tanggap darurat karhutla seiring dengan tidak adanya titik api di Gunung Arjuno, wilayah Kota Batu, Jawa Timur, yang terdampak sejak 1 September 2023.

Meskipun demikian, patroli pengawasan titik api akan tetap ditingkatkan mengingat masih berlangsungnya musim kemarau yang panjang.

Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu, mengatakan, selama kebakaran terjadi, sejumlah lahan hutan di wilayah Kota Batu mengalami kerusakan akibat api.

"Total lahan yang terbakar mencapai 916,33 hektar, termasuk kawasan di Desa Sumberbrantas, Desa Tulungrejo, dan Desa Sumbergondo. Kebakaran ini bermula di Bukit Budug Asu dan merembet ke wilayah Kabupaten Pasuruan, Kota Batu, dan Mojokerto," kata dia kepada suarajatimpost.com saat dikonfirmasi melalui WhatsApp Senin (18/09/2023).

Dia menjelaskan kondisi ini mengharuskan BPBD dan pihak berwenang tetap waspada dan siap mengatasi kemungkinan kebakaran hutan dan lahan di masa mendatang, mengingat cuaca yang masih kering.

"Petugas yang terbagi menjadi 3 tim telah melakukan penyisiran dan memastikan bahwa tidak ada titik api atau zona panas yang tersisa di sekitar lereng Gunung Arjuno. Upaya pemadaman dilakukan baik secara manual maupun dengan menggunakan metode water bombing. Selain itu, mereka juga merasa terbantu oleh hujan yang turun beberapa waktu yang lalu," ujarnya.

Dia menerangkan mengingat tidak adanya titik api di Gunung Arjuno, wilayah Kota Batu, status tanggap darurat Karhutla Gunung Arjuno diturunkan menjadi siaga.

"Namun, dampak kebakaran ini telah menyebabkan beberapa flora, fauna, dan vegetasi mati, termasuk cemara gunung, ilalang, dan semak belukar. Pemadaman sulit dilakukan karena kondisi vegetasi yang kering akibat musim kemarau, serta angin kencang yang memungkinkan api untuk dengan cepat merembet," tandasnya. (*)

Editor : Noordin

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow