Kambing Senduro: Potensi Tersembunyi di Kaki Gunung Semeru

Kambing Senduro Lumajang berpotensi mendobrak pasar lewat hilirisasi, dengan susu bubuk sebagai solusi akses pasar dan skema pembiayaan Uni Emirat Arab mendukung pengembangan.

24 Oct 2024 - 21:29
Kambing Senduro: Potensi Tersembunyi di Kaki Gunung Semeru
Pemaparan potensi Kambing Senduro dalam Seminar Bisnis Syariah di Gedung MUI Jatim, 24 Oktober 2024 (Ryan/SJP)

SURABAYA, SJP - Kambing Senduro, plasma nutfah asli Lumajang, bukan hanya sekadar komoditas lokal. Dengan kualitas susu dan daging yang tinggi, kambing ini menyimpan potensi besar untuk berkembang, baik di pasar domestik maupun internasional. 

Namun, seperti banyak sektor peternakan lainnya, para peternak Kambing Senduro kerap menghadapi beragam kendala klasik, mulai dari permasalahan harga produk mentah yang rendah, juga akses pasar yang seringkali terbatas.

Perihal inilah yang menjadi salah satu bahasan menarik dalam Seminar Bisnis Syariah tahun 2024 oleh PINBAS (Pusat Inkubasi Bisnis Syatiah) MUI Jawa Timur bertajuk "Peningkatan Produksi Kambing Senduro melalui Inkubasi Bisnis Peternak Kambing Senduro Kab. Lumajang" pada Kamis, (24/10/2024).

Jumadi, Ketua PINBAS MUI Jatim, mengungkapkan, Kambing Senduro bukan hanya penghasil daging, tapi juga susu dengan kandungan nutrisi yang luar biasa. 

"Bahkan susu kambing ini, kompatibel dengan berbagai program gizi pemerintah, ini juga masuk menjadi upaya pengurangan stunting yang sejalan dengan program makan siang gratis yang diinisiasi oleh Presiden terpilih," ujar Jumadi dalam kegiatan yang dilaksanakan di gedung MUI Jatim, Surabaya itu.

"Selain itu, ada potensi target market di permintaan daging, Termasuk daging sapi, domba, dan ternak lainnya itu Untuk kepentingan qurban dengan potensi mencapai Rp 64 triliun," imbuhnya. 

Jumadi melanjutkan, Kambing Senduro juga memiliki keunggulan adaptif yang membuatnya cocok untuk dikembangkan di daerah-daerah lain di Indonesia, menjadikannya komoditas potensial untuk memenuhi kebutuhan daging dan susu nasional.

Di hadapan ratusan Pengurus MUI Jatim serta ratusan peternak dari Kabupaten Lumajang yang mengikuti seminar tersebut, Jumadi mengatakan, kambing penuh potensi ini merupakan salah satu sumber plasma nutfah kekayaan sumber daya genetik dari daerah Lumajang.

Sebagai informasi tambahan, plasma nutfah sendiri adalah materi genetik yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, baik secara seksual maupun somatik.

Meski begitu, dibalik beragam potensi yang dibawa oleh salah satu komoditas lokal tersebut, para peternak masih kerap mengalami permasalahan terkait barga jual susu yang rendah. Susu dijual dalam bentuk cair, sehingga rentan rusak dan terbatas pada pasar lokal. 

"Selain itu, akses pasar untuk produk kambing juga belum maksimal, menyebabkan banyak peternak mengalami kesulitan mendapatkan keuntungan optimal," papar Jumadi.

Salah satu solusi yang ditawarkan oleh PINBAS MUI Jatim adalah melalui hilirisasi, yaitu pengolahan produk mentah menjadi produk bernilai tambah. Teknologi pengolahan susu menjadi bentuk bubuk dipandang sebagai strategi efektif untuk mengatasi masalah harga dan memperluas jangkauan pasar.

"Produk susu bubuk tidak hanya lebih tahan lama, tapi juga dapat dipasarkan lebih luas, bahkan berpotensi untuk ekspor," ujarnya.

Dengan hilirisasi, susu Kambing Senduro bisa masuk ke berbagai pasar yang sebelumnya sulit dijangkau, seperti industri pangan hingga farmasi.

Lebih jauh, PINBAS MUI Jatim juga berencana mendukung peternak melalui skema pembiayaan internasional dari Uni Emirat Arab. Pembiayaan ini akan membantu pengadaan teknologi pengolahan dan memperkuat ekosistem bisnis peternakan.

"Ini tidak hanya soal akses pembiayaan, tapi juga soal memperkenalkan model bisnis baru bagi para peternak agar mereka bisa bersaing," jelas Jumadi. 

Melalui model inkubasi dan skema pembiayaan ini, diharapkan peternak bisa lebih mandiri dan meningkatkan skala produksi. Tudak hanya sebagai solusi bagi berbagai tantangan pasar, namun juga berkontribusi pada program pemerintah dalam meningkatkan gizi dan kesejahteraan masyarakat. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow