Ganjar-Mahfud Janji Lunasi Utang Petani dan Nelayan Jika Menang Pilpres
Banyak dari para petani dan nelayan memilih jalan pintas dengan cara berhutang saat menghadapi permasalahan, seperti kelangkaan dan mahalnya harga pupuk, serta distribusi penyaluran irigasi yang belum merata. Termasuk, gagal panen akibat perubahan iklim membuat ekonomi petani jeblok.
Kabupaten Bojonegoro, SJP- Pasangan Capres dan Cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berjanji akan melunaskan hutang petani dan nelayan jika kelak menang dalam Pilpres 2024.
Hal itu diungkapkan oleh Deputi Inklusi Tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud, Jaleswari Pramodhawardhani pada kesempatan dialog serta sosialisasi program calon Presiden dan Wakil Presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Desa Glagahwangi Kecamatan Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro, Senin(15/1/2024).
Banyak dari para petani dan nelayan memilih jalan pintas dengan cara berhutang saat menghadapi permasalahan, seperti kelangkaan dan mahalnya harga pupuk, distribusi penyaluran irigasi yang belum merata, serta gagal panen akibat perubahan iklim yang berimbas jebloknya ekonomi petani.
"Dari hutang itu sebagian besar tidak menyelesaikan masalah, tapi malah justru silang sengkarut karena bunganya dan lain sebagainya," ujar Jaleswari.
Hutang petani dan nelayan itu jika dikumpulkan secara nasional, jumlahnya hampir menyentuh 1 triliun rupiah.
Jika dirinci yakni Rp600 miliar untuk hutang petani, dan untuk nelayan sekitar Rp200 miliar.
Untuk itu, pasangan Capres-Cawapres nomor urut 3 di Pilpres 2024 berjanji akan memutihkan atau melunaskan hutang petani dan nelayan yabg tidak mampu membayar.
"Inilah makanya Pak Mahfud menyampaikan itu saat bertemu dengan nelayan. Karena banyak petani dan nelayan yang tercekik hutang," jelasnya.
Menurut perempuan yang juga menjabat Deputi V bdiang Politik, Hukum, Keamanan, Pertahanan dan Hak Asasi Manusia di kantor Staf Presiden Republik Indonesia itu, persoalan-persoalan petani ini akan menjadi program unggulan.
"Bicara soal pangan ini hidup dan matinya bangsa, karena orang-orang kota bersandar pada petani," ungkapnya.
Proses dialog yang digelar tim Pemenangan Nasional Ganjar-Mahfud dengan petani berjalan antusias, para petani menyampaikan sejumlah permasalahan yang meraka alami selama ini.
Seperti yang diungkapkan oleh Yanto, salah seorang petani desa setempat yang menyebutkan mahalnya harga saat masa tanam.
"Kalau pupuk subsidi biasanya sekitar Rp160 ribu, tapi diluar subsidi bisa tembus Rp300 ribu. Karena butuh, para petani mau tidak mau tetap membeli, itupun kalau barangnya (pupuk) ada. Ini kan memberatkan petani," tandasnya.
Sebelum berdialog dengan para petani, beberapa pemuda yang tergabung dalam Relawan Generasi Merdeka membagikan alat peraga kampanye kepada warga setempat. (*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?