FHIKEPO PCU: Tumbuhkan Minat Generasi Muda Dalami Dunia Seni Pertunjukan

FHIKEPO, sebuah ruang dialog kreatif antara generasi muda PCU dengan para pelaku dunia Seni Pertunjukan Indonesia.

13 Sep 2024 - 20:45
FHIKEPO PCU: Tumbuhkan Minat Generasi Muda Dalami Dunia Seni Pertunjukan
George Arief (tengah) saat bercerita tentang proses pembuatan film dokumenter “Gesturing Notations” (Dok. Humas PCU/SJP)

Surabaya, SJP - Dunia teater di Indonesia masih menghadapi tantangan yang cukup besar dalam hal eksistensi dan perkembangan. Meski minat terhadap teater sebagai bentuk seni pertunjukan terus ada, jumlah kelompok teater yang aktif dan produktif di Indonesia terbilang minim.

Padahal, kesenian teater memiliki beragam manfaat bagi pelakunya, tidak hanya sebagai hobi, melainkan juga memiliki potensi besar untuk menumbuhkan kreativitas serta membangun ruang ekspresi seni yang kaya bagi generasi muda.

Melihat kondisi tersebut, Fakultas Humaniora dan Industri Kreatif (FHIK) Petra Christian University (PCU) berupaya menginspirasi mahasiswa untuk lebih mengenal dunia teater melalui kegiatan bertajuk FHIKEPO, yang diselenggarakan pada Jumat, (13/9/2024).

Salah satu agenda utama dalam acara ini adalah diskusi tentang film dokumenter berjudul "Gesturing Notations", yang menyoroti perjalanan Teater Koma, salah satu teater modern terkemuka di Indonesia yang berbasis di Jakarta.

Meilinda, S.S, M.A, selaku Ketua Panitia dari kegiatan ini mengungkapkan, masalah eksistensi kesenian teater juga terjadi di Kota Surabaya, baginya jumlahnya cukup minim dan masih belum mampu untuk memanfaatkan kehadirannya sebagai pemantik kreatifitas.

"Padahal dunia film dan teater merupakan ladang subur untuk menumbuhkan kreativitas, maka dari itu, dalam kegiatan ini para mahasiswa akan diajak untuk berpikir out of the box dan mengeksplorasi ide baru," papar Melinda usai kegiatan.

"Nantinya ide itu akan dituangkan dalam bentuk karya visual dan pertunjukan. Sehingga ini sangat pas bagi para mahasiswa FHIK PCU," imbuhnya.

Acara ini menghadirkan dua pembicara yang memiliki latar belakang kuat di bidang film dan teater, salah satunya adalah George Arief, pemilik Spins Productions, sebuah rumah produksi iklan dan dokumenter yang karyanya telah tayang di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura. 

Film "Gesturing Notations" yang menjadi sorotan dalam diskusi ini adalah salah satu karya George Arief, yang dibuat selama 8 tahun dan menggambarkan perjalanan panjang Teater Koma.

"Film ini sudah bisa dibilang berhasil mendapatkan apresiasi, dan saat ini sedang saya ikutkan ke berbagai festival, jadi saya harap pembahasan di hari ini bisa bermanfaat untuk mengembalikan semangat teater pada generasi muda," ucap Arief.

Selain Arief, hadir pula Rangga Riantiarno, seorang penulis, sutradara, sekaligus aktor yang juga merupakan anak dari pendiri Teater Koma. Dalam kesempatan ini, ia berbagi cerita mengenai bagaimana pengalaman nyata sehari-hari di Teater Koma berkaitan erat dengan isi dari film dokumenter tersebut.

"Kehadiran teater itu penting, tidak hanya dalam dunia seni, namun juga memberikan pelajaran tentang kehidupan manusia untuk saling menghargai satu sama lain," kata Rangga.

Diskusi yang berlangsung selama 90 menit di Matthew Conference Room, Gedung Radius Prawiro, PCU, memberikan wawasan kepada para mahasiswa mengenai proses kreatif dan teknis di balik pembuatan film dokumenter, dan kisah teater di Nusantara 

George Arief mengupas tuntas tahapan pembuatan "Gesturing Notations", sementara Rangga Riantiarno menjelaskan korelasi antara dunia teater dan pengalaman pribadinya sebagai bagian dari Teater Koma.

Dengan acara ini, Meilinda mewakili pihak PCU, berharap minat dan semangat mahasiswa untuk berkreasi di dunia teater dan film bisa kembali berkembang. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow