Dukung Perekonomian Daerah, Bank Jatim dan Bank Lampung Resmi Bentuk KUB
Penandatanganan SHA ini merupakan bagian penting dalam memenuhi persyaratan KUB antara Bank Lampung dan Bank Jatim, sesuai ketentuan POJK No. 12/POJK.03/2020 memenuhi Modal Inti Minimum sebesar Rp3 triliun.
KOTA BATU, SJP - Kelompok Usaha Bank (KUB) yang dibentuk oleh Bank Jatim dan Bank Lampung kini memasuki babak baru. Masing-masing pihak dari kedua Bank Pembangunan Daerah (BPD) itu menandatangani nota perjanjian antara pemegang saham pengendali atau shareholder agreement.
Penandatanganan itu dilakukan oleh Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman dan Penjabat (Pj) Gubernur Lampung, Samsudin di Ballroom Golden Tulip Hotel, Kota Batu, pada Jumat (8/11/2024).
Selain penandatanganan shareholder agreement, dalam kesempatan tersebut juga berlangsung penandatanganan akta kepatuhan yang dilakukan oleh Direktur Utama Bank Jatim, Busrul Iman dan Direktur Utama Bank Lampung, Mahdi Yusuf.
Turut hadir menyaksikan penandatanganan tersebut Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan/Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Pusat, Dian Ediana Rae, serta jajaran komisaris serta direksi Bank Jatim dan Bank Lampung.
Adhy Karyono mengapresiasi semua pihak yang telah mengambil langkah strategis guna memfasilitasi terwujudnya perjanjian itu. Tidak hanya formalitas, penandatanganan merupakan wujud komitmen bersama untuk bersinergi dalam mewujudkan visi dan misi KUB antara Bank Jatim dengan Bank Lampung.
Adhy memaparkan, perekonomian Jawa Timur pada triwulan III-2024 tumbuh sebesar 1,72 persen (q to q). Capaian impresif itu mencatatkan Jawa Timur sebagai provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi secara kuartalan di antara seluruh provinsi di Pulau Jawa.
Sedangkan secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencapai 4,91 persen (y on y) dan secara kumulatif sebesar 4,90 persen (c to c).
Jawa Timur juga menjadi penyumbang perekonomian terbesar kedua dengan kontribusi sebesar 14,52 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Pulau Jawa, Bank Jatim berkontribusi sebesar 25,55 persen. Pencapaian itu mengukuhkan Jawa Timur sebagai lokomotif perekonomian nasional.
Selain pertumbuhan ekonomi yang impresif, tingkat inflasi Jawa Timur juga terkendali. Pada Oktober tahun 2024, inflasi Jawa Timur terkendali sebesar 1,66 persen secara tahunan. Dan secara bulanan, mengalami inflasi sebesar 0,15 persen.
Secara historis, dalam 10 bulan terakhir, Jawa Timur mengalami inflasi selama 5 bulan, dan mengalami deflasi selama 5 bulan. Itu artinya, menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Jawa Timur tetap terjaga.
Menurut Adhy, pembangunan ekonomi di Jawa Timur bergantung pada sektor perbankan yang sehat dan mampu beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berubah.
Dengan pembentukan KUB, besar harapan Jawa Timur bisa mendorong peningkatan aksesibilitas keuangan. Meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Serta memperkuat infrastruktur dan layanan perbankan di Jawa Timur.
"Untuk itu, dengan adanya KUB, kita dapat memanfaatkan keunggulan sinergi antara bank-bank yang tergabung untuk menciptakan inovasi baru dalam produk dan layanan perbankan. Salah satunya dengan menghadirkan layanan perbankan digital yang mudah diakses dan merata penggunaannya,” imbuhnya.
Pihaknya optimistis, keberadaan KUB dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung berbagai program pembangunan pemerintah. Baik dalam hal pembiayaan proyek infrastruktur, pemberdayaan ekonomi daerah, maupun peningkatan akses layanan keuangan kepada masyarakat.
Menurutnya, dengan semangat kebersamaan, transparansi, dan integritas tinggi, KUB antara Bank Jatim dan Bank Lampung akan menjadi contoh baik dalam dunia perbankan yang tidak hanya mengejar profit, tetapi juga berkontribusi pada kemajuan sosial dan ekonomi, baik di Jawa Timur maupun di Lampung.
Sementara itu, Busrul juga mengungkapkan, rencana pembentukan antara KUB Bank Jatim dengan Bank Lampung sebenarnya dimulai sejak lama.
"Syukur alhamdulillah, hari ini kita sudah sampai pada tahap penandatanganan shareholder agreement. Kami rasa Pemprov Lampung dan Bank Lampung telah tepat memilih kami sebagai mitra KUB," ucapnya.
Sebab kata Busrul, kinerja Bank Jatim selalu tumbuh positif. Pada triwulan III-2024, nilai aset Bank Jatim mencapai Rp106,63 triliun. Kemudian untuk kredit yang berhasil disalurkan Bank Jatim pada triwulan III berada di angka Rp62,19 triliun, atau meningkat 20,13 persen (YoY).
Portofolio kredit konsumtif dicapai sebesar Rp 31,74 triliun, atau meningkat 8,82 persen YoY pada triwulan II-2024. Pada triwulan III-2024 sebesar Rp33,79 triliun, atau meningkat 13,20 persen YoY.
Selain itu, lanjut Busrul, portofolio kredit produktif sebesar Bank Jatim dicapai sebesar Rp26,32 triliun atau meningkat 31,37 persen YoY pada triwulan II-2024. Pada triwulan III-2024, sebesar Rp28,40 triliun atau meningkat 29,57% YoY.
"Sehingga kami sangat yakin dan optimis, bila Bank Jatim dan Bank Lampung ber-KUB, tentu akan semakin memperkuat kinerja kedua belah pihak. Sebab, manfaat KUB ini sangat banyak. Salah satunya, terwujudnya sinergi bisnis dan kolaborasi kedua bank yang saling menguntungkan," tegas Busrul.
Di lain pihak, Pj Gubernur Lampung, Samsudin mengatakan, penandatanganan SHA ini adalah bagian penting dalam memenuhi persyaratan KUB antara Bank Lampung dan Bank Jatim. Sebagaimana ketentuan POJK Nomor 12/POJK.03/2020, harus memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun.
"Kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Pemprov Jatim dan Bank Jatim. Ini adalah sejarah yang luar biasa antara Provinsi Lampung dengan Jawa Timur. Sehingga detik ini bisa bekerja sama melakukan KUB untuk memenuhi peraturan OJK. Sinergi ini harus terus kita jalin bersama," ungkapnya.
Menurut Samsudin, dengan adanya sinergi itu, akan memberikan dampak yang luar biasa bagi Bank Lampung. Dia berharap pengalaman positif dari Bank Jatim dapat menular kepada kinerja Bank Lampung.
Sehingga nantinya, akan terjadi local hero yang mampu menggerakkan pembangunan di Lampung. Serta memperluas aliansi pembangunan ekonomi dengan potensi-potensi yang dimiliki oleh Provinsi Lampung.
"Semoga akan ada perubahan-perubahan positif di Bank Lampung. Terutama dalam hal digitalisasi. Kami berharap dapat lebih memaksimalkan potensi dari sinergi ini. Sehingga bisa semakin kuat dalam menghadapi tantangan yang," pungkasnya. (***)
Editor: Ali Wafa
What's Your Reaction?