Dikeroyok Hingga Babak Belur, Pria Asal Nganjuk Lapor Polisi
Sukarno dalam keadaan kondisi sudah lemas dan memar di bagian kepala dan wajah yang sudah ditinggalkan pelaku kembali didatangi dipukul gunakan paving dan dikeroyok secara bergantian di lokasi kejadian.
Kabupaten Sidoarjo, SJP - Pengeroyokan dan penganiayaan menimpa Sukarno Hadi Putro (24), pemuda asal Nganjuk. Hal itu dibenarkan atas dasar aduan laporan Polsek Waru, Kabupaten Sidoarjo pada 30 Januari 2024.
Diceritakan Sukarno, pengeroyokan terjadi di sebuah penginapan Kero-Kero terminal Bungurasih pada pukul 02.00 wib tanggal 30 Januari 2024 lalu, ketika dirinya mengantarkan pesanan makanan kepada seorang perempuan yang berada di kamar.
Saat itu, Sukarno diminta suruh antar ceker bakar dan minuman dingin. Namun, ketika pesanan diantarkan, dirinya mendapat tamparan dari seorang pemuda bernama Toni.
"Waktu saya antar pesanan makanan dan minuman itu di dalam kamar sudah ada dua orang, ya Toni dan pemesan perempuan yang biasa disapa Olivia sudah dalam posisi tidur. Sebelum masuk kamar saya juga izin ke penjaga penginapan yang biasa disapa Bakul dan dizinkan masuk," terangnya, Kamis (8/2/2024).
Setelah itu, Sukarno masuk kamar dan sempat bangunkan si pemesan, tetapi malah dapat tamparan dari Toni. Saat terbangun, Toni langsung menarik Sukarno keluar kamar dan menampar pipi kiri Sukarno.
Keesokan harinya, pada tanggal 31 Januari 2024, Sukarno kembali mengantar pesanan yang dipesan oleh pemuda yang diketahui anak dari pemilik penginapan Kero-Kero sekira pukul 02.30 WIB.
"Saat mengantar pesanan saya dipanggil oleh pemilik penginapan yang biasa dipanggil Bakero. Lalu ditanya, kemarin kamu masuk sini (ruang kamar,red) apa gak malu, belum menjawab, saya langsung ditonjok kena mata kiri dengan tangan kosong bertubi-tubi. Saya sempat pusing dan terjatuh," ujarnya.
Tak berhenti disitu, kata Sukarno, masih dapat injakan oleh Kolet bersama Toni dan satu oleh Bakero si pemilik penginapan Kero-Kero.
"Itu kejadian keroyoknya saat didepan penginapan Ganesha sebelahnya persis dari penginapan Kero-Kero dan banyak saksi melihat gak berani melerai," ingatnya.
Saat kejadian, pengakuan Sukarno ditolong oleh si pemilik angkringan bernama Nurrifai dan penjaga penginapan Ganesha bernama Kiky.
"Saya kasihan mas, dengar suara pegawai saya minta pertolongan sambil teriakan ampun cak. ampun cak, tolong, tolong, tolong, kemudian saya bopong ke angkringan dalam keadaan kondisi sudah lemas dan memar di bagian kepala dan wajah yang sudah ditinggalkan pelaku," kata Nurrifai dibantu mbak Kiky.
Tak disangka lagi, Nurrifai kaget tiba-tiba didatangi kembali oleh pelaku tiga orang lagi, termasuk Bakero mencari Sukarno.
"Ketiganya sambil teriak, endi arek e (Sukarno,red) sempat saya hadang. Tapi, dengan nada keras ancam sambil teriak gak usah melok-melok (gak usah ikut-ikut,red) lalu mendaratkan paving di kepala Sukarno dan langsung terjatuh ke lantai angkringan dilakukan bergantian sambil menghujani pukulan berulang-ulang," ujar Gembul alias Anugerah yang juga saksi melihat kejadian.
Atas peristiwa itu, Sukarno ditemani Gembul kembali laporkan polisi kedua kalinya untuk minta keadilan dan menangkap pelaku pada tanggal 2 Februari 2024 pukul 08.00 WIB.
"Saat itu saya dampingi Sukarno, teman saya ke kantor Polsek Waru untuk laporan atas kejadian pengeroyokan dan ditemui pak Yoko, petugas Polsek. Lalu diarahkan ke bagian reskrim ditemui pak Aribat dan langsung dibuatkan surat laporan," ucap Gembul.
Kemudian, Gembul dan Sukarno disuruh visum ke RS Bhakti Rahayu diantarkan ambulance Polsek sambil bawa surat laporan pengantar untuk dilakukan visum.
"Setelah itu, kembali lagi ke Polsek Waru terus dibuatkan surat laporan kepolisian atas kejadian pengeroyokan. Suratnya dibawa lagi oleh pihak kepolisian," sambung Gembul.
Terpisah saat dikonfirmasi, Kanit Reskrim Polsek Waru, AKP Ahmad Yani belum merespon dalam sambungan selluler chat terkait kejadian tersebut. (*)
Editor : Rizqi Ardian
What's Your Reaction?