Digelar 2 Hari, Gelaran Jazz Gunung Bromo Suntik PAD Bagi Pemkab Probolinggo

Acara yang dihadiri oleh 2.750 orang selama 2 hari ini berhasil mencapai perputaran nilai ekonomi sebesar Rp24.237.500.000 per hari, dengan asumsi belanja pengunjung sebesar Rp8.000.000 per orang.

22 Jul 2024 - 15:00
Digelar 2 Hari, Gelaran Jazz Gunung Bromo Suntik PAD Bagi Pemkab Probolinggo
Gelaran Jazz Gunung Bromo mampu menambah PAD di Kabupaten Probolinggo (Dok. Jazz Gunung/SJP)

Kabupaten Probolinggo, SJP - Perputaran nilai ekonomi dari penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo pada 19-20 Juli 2024 telah memberikan dampak yang signifikan bagi Pemerintah Kabupaten Probolingo, Jawa Timur. 

Acara yang dihadiri oleh 2.750 orang selama 2 hari ini berhasil mencapai perputaran nilai ekonomi sebesar Rp 24.237.500.000 per hari, dengan asumsi belanja pengunjung sebesar Rp 8.000.000 per orang. 

Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Heri Mulyadi, mengungkapkan bahwa Jazz Gunung Bromo tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi, tetapi juga memperkuat pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan Bromo Tengger Semeru.

"Jazz Gunung sebagai event tahunan memberikan kontribusi yang luar biasa bagi kawasan wisata Bromo Tengger Semeru," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Probolinggo Heri Mulyadi dalam keterangan tertulis yang diterima di kabupaten setempat, Senin 22 Juli 2024.

Dalam penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo, transaksi terjadi di berbagai sektor industri pariwisata, termasuk kuliner, transportasi, perhotelan, dan melibatkan masyarakat sekitar. 

Hal ini memberikan dampak positif bagi pelaku usaha di sektor pariwisata, seperti hotel, villa, jeep, dan pelaku ekonomi lainnya di Kabupaten Probolinggo. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo berharap bahwa keberhasilan acara Jazz Gunung Bromo dapat menjadi contoh bagi pelaku usaha lainnya untuk turut berkontribusi dalam memajukan pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah tersebut.

Sigit Pramono, Founder Jazz Gunung Indonesia, menegaskan bahwa selain musik, sektor kesenian seperti fotografi dan batik juga turut diberdayakan dalam acara ini. 

"Pasar Batik yang diselenggarakan dalam Jazz Gunung Bromo merupakan upaya untuk menggerakkan perekonomian di Gunung Bromo yang selama ini hanya mengandalkan keindahan alam sebagai daya tarik utama," jelasnya.

Dengan adanya Jazz Gunung Bromo dan Pasar Batik, diharapkan wisatawan yang berkunjung akan tinggal lebih lama di Bromo dan turut mendukung perkembangan ekonomi lokal.

Jazz Gunung Indonesia sendiri merupakan konsep konser jazz bernuansa etnik yang diselenggarakan di amfiteater terbuka, tempat destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam pegunungan yang sejuk dan memukau. 

Melalui acara ini, musik jazz dan musisi dapat tampil dengan apik sambil mempromosikan keindahan tempat wisata yang memukau. 

Sehingga , Jazz Gunung Bromo tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana untuk memperkuat ekonomi kreatif dan pariwisata di Kabupaten Probolinggo. (***)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow