Dari Media Sosial ke Pasar Internasional: Kisah Inspiratif Pelukis Yahya Jufri dalam Seminar IPI

Tidak hanya dengan kemampuan dalam berkarya, kunci sukses untuk bersaing secara global juga harus dibekali dengan strategi pemasaran yang matang dan pemanfaatan teknologi seperti media sosial.

19 Aug 2024 - 22:00
Dari Media Sosial ke Pasar Internasional: Kisah Inspiratif Pelukis Yahya Jufri dalam Seminar IPI
Yahya Jufri saat mengisi seminar lukis bertajuk Membidik Pasar Lukis di Luar Negeri (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Mendapatkan pengakuan di kancah global adalah impian bagi banyak seniman, tidak hanya berhasil membawa karyanya untuk dikenal secara lebih luas, namun juga membuka kesempatan agar karya mereka dilirik oleh kolektor dari berbagai belahan dunia.

Namun untuk mencapai tahap ini bukanlah sesuatu yang mudah, kemampuan dalam berkarya tidak bisa berdiri sendiri, namun juga perlu adanya kemampuan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar global yang selalu berubah.

Hal inilah yang menjadi bahasan utama dalam seminar lukis bertajuk 'Membidik Pasar Lukis di Luar Negeri' yang menjadi salah satu rangkaian Pameran Besar 'City of Heroes' yang diselenggarakan oleh Ikatan Pelukis Indonesia (IPI) di area Basemen Balai Pemuda Surabaya.

Hadir sebagai pembicara yakni Yahya Jufri, seorang perupa asal Kota Malang yang telah sukses menjual beragam karya lukisnya di pasar Internasional, ia mengaku kehadirannya dalam seminar ini bukan untuk memberi, melainkan untuk saling berbagi ilmu.

"Tentu saya senang bisa membagikan tips dan trik untuk masuk ke pasar global, namun setiap seniman itu pasti memiliki kelebihan masing-masing, jadi disini menjadi kesempatan kita untuk saling berbagi ilmu dan pengalaman," ucap Yahya, Senin (19/8).

Dirinya mengaku mulai fokus menggeluti dunia seni lukis setelah pensiun dari pekerjaannya lima tahun lalu, keputusan untuk menjadi seniman ini tidak lepas dari dorongan sang istri yang melihat potensi dari karya lukis Yahya.

Meski tergolong pelukis baru, namun Yahya berhasil dengan cepat memasuki pasar internasional, menurutnya kunci dari kesuksesannya untuk bersaing secara global ialah, strategi pemasaran dan pemanfaatan teknologi seperti sosial media.

"Awalnya saya itu coba iseng mengunggah karya saya di media sosial Facebook, jadi strateginya adalah mencari beragam komunitas atau grup yang berbasis di luar negeri, hingga akhirnya di tahun 2022 ada kolektor dari Amerika yang tertarik dengan karya saya," urainya.

Saat ini kolektor tersebut telah menjadi pelanggan setia dari Yahya dan membuat namanya cukup dikenal di sana, pada tahun 2024 ini Yahya berhasil menjual setidaknya 33 karya ke Negeri Paman Sam tersebut dengan harga yang cukup fantastis.

"Jadi intinya adalah, seniman harus memiliki ciri khas (trademark) agar identitasnya dikenal, kedua adalah niat dan usaha dengan terus coba mengenalkan karyanya, ketiga tentu adalah dengan berdoa," tutur Yahya.

Masih di lokasi yang sama, Ketua IPI yakni Supa'at Margie menambahkan bahwa kehadiran Yahya dalam kesempatan kali ini sangatlah bermanfaat, yakni untuk memberikan masukan baru kepada seniman lokal mengenai pasar global.

"Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk kita para perupa saling berbagi ilmu dan bertukar pikiran," ucapnya.

"Karena tujuan utama saya terhadap pelukis, khususnya yang tergabung dalam IPI adalah mereka bisa sejahtera, saya ingin para pelukis bisa bersaing secara merata di pasar lokal dan juga pasar internasional," tandas Supa'at. (*)

Editor: Rizqi ArdianĀ 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow