Curhat Kepala Sekolah di Jombang, Dipecat Yayasan Usai Skors Oknum Guru

Membuat Wahyu tidak terima dengan pemecatan sampai dirundung kesedihan karena usai surat pemecatan dilayangkan yayasan sebanyak 4 orang guru memilih mengundurkan diri. Bahkan sebanyak 49 siswa didik memilih untuk pindah sekolah.

14 Jul 2024 - 19:45
Curhat Kepala Sekolah di Jombang, Dipecat Yayasan Usai Skors Oknum Guru
Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah (MI) Di Kecamatan Bareng, Jombang korban pemecatan sepihak Yayasan. (Fredi/SJP)

Kabupaten Jombang, SJP - Guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang memberanikan diri menceritakan keluh kesah usai mendapat surat pemecatan sebagai Kepala Sekolah (Kepsek) dari pihak yayasan. 

Kepsek tersebut Wahyu, perempuan paruh baya yang sudah mengabdi puluhan tahun di Sekolah. Tiba - tiba awal Tahun 2024 mendapat surat pemecatan yang disinyalir buntut dari sikap tegasnya memberikan skors kepada oknum guru inisial K. 

Wahyu mengaku bingung, dia menskors guru laki-laki berinisial K lantaran diduga terlibat tindakan asusila di sekolah, namun malah ia yang harus dipecat dari jabatan Kepsek.

“Dia (guru yang diskors) merupakan orang yang kami anggap kuat, menjabat sebagai direktur BUMDes dan adik salah satu Kepala Dinas lingkup Pemkab Jombang,” ungkap Wahyu dalam wawancara ditulis wartawan, Minggu (14/7/2024). 

Membuat Wahyu tidak terima dengan pemecatan sampai dirundung kesedihan karena usai surat pemecatan sebanyak 4 orang guru memilih mengundurkan diri. Bahkan sebanyak 49 siswa didik memilih untuk pindah sekolah. 

“Secara psikologis anak-anak terganggu, bahkan ada video yang memperlihatkan anak-anak diintimidasi dan diancam oleh pihak oknum tidak bertanggung jawab," terang Wahyu sambil meneruskan cerita dinamika di internal Yayasan. 

"Miris, para siswa hanya butuh belajar, tak perlu tahu konflik lembaganya,” imbuh Wahyu diringi isak tangis.

Pertanyaan besar muncul, ia diberhentikan sepihak oleh pengurus Yayasan baru, sementara Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang Ia komandoi berada di Yayasan Lama. Termasuk Wahyu menjadi salah satu pengurus Yayasan lama tersebut. 

“Tiba-tiba muncul akta yayasan baru dan pengurus baru, pengurus baru itulah yang memecat saya,” urainya.

Wahyu hanya berharap anak - anak didik yang masih tersisa bisa belajar dengan damai. Tidak semestinya anak - anak merasa terancam dengan kondisi di lingkungan sekolah. 

“Saat ini yang kami inginkan anak-anak bisa belajar lagi dengan damai, jangan sampai berpengaruh. Kami ingin mereka tenang dan tidak merasa terancam,” tandasnya. 

Hingga berita ini diunggah, upaya konfirmasi kepada pihak - pihak terkait akan terus diupayakan. Termasuk konfirmasi kepada pihak yayasan. (*) 

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow