Begini Cara Diknas Bondowoso Peringati Hari Anak Nasional
Melalui kegiatan ini nanti diharapkan ini menjadi bagian upaya dalam mempersiapkan anak-anak generasi penerus bangsa yang berkualitas.
BONDOWOSO, SJP - Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Kabupaten Bondowoso menjadi sarana untuk meningkatkan potensi anak di era digitalisasi. Kegiatan tersebut diikuti oleh 600 tenaga pendidik dan anak pendidikan usia dini (PAUD) di GOR Pelita, pada Sabtu (9/11/2024) malam.
Dalam kegiatan tersebut, anak - anak tak hanya tampil menari dan berdongeng. Para guru juga berkolaborasi dengan anak-anak untuk memerankan tokoh dalam sebuah drama kolosal Bhuju' dan Macanan Kombeng.
Legenda dari Kecamatan Curahdami itu, menceritakan Ki Ageng, seorang tokoh yang diceritakan Bhuju' (tokoh berjasa,red) yang baik hati, berbudi luhur, suka menolong, dan sakti mandraguna.
Ki Ageng dikenal sebagai Bhuju' Kombeng karena ia sakti mandraguna dan bisa berubah wujud macan hitam atau macan kombeng.
Kala itu, desa tersebut sering diganggu oleh sosok Butho Geni, dan Ki Ageng bisa menyelematkan desa yang dulunya hutan belantara.
Kepala Dinas Pendidilan Bondowoso, Haeriah Yuliati, melalui kegiatan ini pihaknya ingin mendorong pengembang potensi dan kreatifitas anak.
Sekaligus, mengajak para pendidik, orang tua, dan lingkungan berkolaborasi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi anak.
"Agar mereka merasa aman, nyaman, dan terlindungi dalam menjalani masa anak-anaknya," pesannya.
Muaranya, nanti diharapkan ini menjadi bagian upaya dalam mempersiapkan anak-anak generasi penerus bangsa yang berkualitas.
"Mereka harus dipersiapkan sejak dini untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045," kata perempuan yang juga menjabat sebagai Pj Seda ini.
Sementara itu, Pj Bupati Bondowoso Muhammad Hadi Wawan Guntoro, mengatakan, yang harus dijaga yakni bagaimana tumbuh kembang anak-anak dari balita, menjadi anak-anak, remaja, hingga menjadi orang dewasa.
Di antaranya dalam menjaga itu, pertama agar dalam mendidik anak sekarang berbeda dengan zamannya saat masa kecil para ibu dan bapak.
"Didiklah anak itu sesuai dengan zamannya," jelasnya.
Selain itu, dukunglah tumbuh kembang anak dengan baik dan gizi yang dijaga. Memperhatikan pendidikan agamanya, serta menciptakan lingkungan yang ramah anak di tengah kemajuan teknologi saat ini.
"Jadi teknologi harus kita batasi, bagaimana kita bisa mengendalikan dan mengenalkan Instagram, YouTube dan sebagainya," jelasnya.
Ia menyebut hal ini menjadi penting karena saat ini muncul banyak fenomena anak kecanduan gagdet.
"Lingkungan yang ramag anak harus diperhatikan," pungkasnya. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?