EducationUSA Indonesia Gelar Pameran Pendidikan Amerika Serikat di Surabaya

Pameran EducationUSA kali ini menghadirkan 55 universitas dan perguruan tinggi dari Amerika Serikat, memberikan kesempatan pelajar Indonesia untuk berbicara langsung dengan perwakilan dari tiap-tiap kampus yang dituju.

13 Oct 2024 - 22:16
EducationUSA Indonesia Gelar Pameran Pendidikan Amerika Serikat di Surabaya
Para pelajar melakukan konsultasi dengan perwakilan dari salah satu Universitas dari Amerika Serikat dalam EducationUSA Fair 2024 (Ryan/SJP)

SURABAYA, SJP - EducationUSA Indonesia kembali menggelar pameran pendidikan bertajuk 'EducationUSA Indonesia Fair 2024' di The Westin Surabaya Hotel, pada Minggu (13/10/2024).

Pameran kali ini didukung oleh Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya dan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan Republik Indonesia (LPDP RI) dari Kementerian Keuangan. Menjadi salah satu upaya untuk mempromosikan pendidikan tinggi di Amerika Serikat kepada para pelajar di Indonesia.

Acara ini menghadirkan perwakilan resmi dari berbagai universitas di Amerika Serikat. Tahun ini, pameran tersebut menghadirkan 55 universitas dan perguruan tinggi, menjadi pameran pendidikan dengan jumlah yang terhitung sangat besar di Jawa Timur.

“Kalau melihat dari animo masyarakat, kita anggap ini sebagai pameran yang sangat sukses. Ini adalah salah satu usaha kami dalam mempromosikan pendidikan tinggi dari Amerika Serikat,” ujar Ambarizky Trinugraheni, Advisor dari EducationUSA Indonesia.

Ambarizky menjelaskan bahwa acara ini berbeda dari pameran pendidikan lainnya yang umumnya hanya menghadirkan sekitar 20 universitas. Tidak hanya jumlahnya, pameran ini juga menghadirkan perwakilan langsung dari tiap Kampus dari Amerika Serikat untuk memberikan gambaran yang lebih jelas kepada peserta.

Pameran ini juga menawarkan berbagai pilihan program studi mulai dari jenjang sarjana (S1), pascasarjana (S2, S3), hingga diploma atau associate degree yang ditawarkan oleh community college di Amerika Serikat.

Menurut Ambarizky, penting bagi calon mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan baik, terutama dalam memilih jurusan dan universitas yang sesuai dengan minat serta memperhitungkan faktor biaya hidup.

“Amerika sangat besar dan pilihan universitasnya juga banyak. Persiapan yang pertama adalah mencari program atau jurusan yang tepat, dan di mana universitas yang menawarkan program tersebut,” jelasnya. 

Selain itu, calon mahasiswa juga harus mempertimbangkan lokasi universitas karena dapat mempengaruhi biaya hidup. 

“Misalnya, kalau mereka memilih universitas di kota besar di pantai barat atau timur Amerika, tentu biayanya akan lebih mahal dibandingkan dengan kota kecil di negara bagian tengah atau selatan,” urai Ambarizky.

Mengenai biaya hidup di Amerika Serikat, Ambarizky mengungkapkan bahwa kisaran biayanya sangat bervariasi tergantung lokasi. 

“Di kota besar seperti Manhattan, biaya hidup bisa mencapai 2.000 hingga 2.500 dolar per bulan hanya untuk akomodasi," sebut Ambarizky.

"Sedangkan di kota yang lebih kecil seperti Arlington di Texas, biayanya bisa hanya sekitar 500 hingga 750 dolar per bulan,” imbuhnya, menggambarkan perbedaan yang signifikan antara biaya hidup di kota besar dan kecil.

Berdasarkan data Open Doors yang diterbitkan setiap tahun oleh pemerintah Amerika Serikat, jumlah mahasiswa Indonesia di negara tersebut saat ini mencapai sekitar 8.500 orang. Tiga jurusan yang paling diminati oleh mahasiswa Indonesia adalah teknik (engineering), bisnis, dan seni.

“Jurusan teknik dan bisnis selalu menjadi favorit, namun belakangan ini semakin banyak mahasiswa yang tertarik pada bidang seni, terutama seni visual,” ungkap Ambarizky. Negara bagian yang menjadi tujuan utama mahasiswa Indonesia adalah California, New York, dan Washington.

Ambarizky juga berharap melalui pameran ini, para calon mahasiswa dari Surabaya dan sekitarnya dapat memperoleh informasi yang akurat dan komprehensif tentang pendidikan tinggi di Amerika Serikat.

“Tujuan kami adalah agar mereka mendapatkan informasi yang jelas dan tidak hanya mengandalkan influencer atau media sosial," ungkap Ambarizky.

"Ini adalah kesempatan untuk bertemu langsung dengan perwakilan resmi universitas, serta mendapatkan informasi mengenai peluang pendanaan, baik dari universitas maupun lembaga beasiswa seperti Fulbright dan LPDP,” tandasnya.

Salah satu peserta pameran, Farel, siswa dari Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) Amanatul Ummah di Mojokerto, membagikan pengalamannya tentang ketertarikan melanjutkan studi ke luar negeri, khususnya di Amerika Serikat. 

Farel, yang sejak kecil memiliki ketertarikan pada peradaban dunia, berharap bisa mengambil pelajaran dari sistem pendidikan di negara lain dan menerapkannya di Indonesia.

“Sebetulnya ini sudah panggilan hati saya sejak kecil untuk tertarik dengan peradaban-peradaban besar di dunia. Saya ingin mencoba memahami bagaimana model pendidikan di sana dan apa manfaat yang bisa saya ambil untuk diterapkan di Indonesia,” ungkap Farel.

Mengenai tantangan yang mungkin dihadapi, seperti perbedaan budaya dan agama, Farel merasa siap dan percaya bahwa persiapan yang matang adalah kunci. Ia menjelaskan bahwa mempelajari budaya negara tujuan merupakan langkah penting agar lebih mudah beradaptasi.

“Yang saya lakukan adalah sebaik mungkin melakukan persiapan, terutama dengan mempelajari esensi budaya mereka. Jadi saat menghadapi budaya mereka, saya tahu kenapa mereka melakukan ini atau itu, sehingga tidak seperti kertas kosong lagi,” jelasnya.

Farel berencana melanjutkan studi di jurusan filsafat, bidang yang menurutnya dapat memberinya pemahaman mendalam tentang peradaban. Di sekolahnya, MBI Yamanatuluma, Farel sudah terbiasa dengan lingkungan pendidikan berbasis internasional, di mana siswa diwajibkan menggunakan bahasa Inggris dan Arab setiap minggu. 

“Insyaallah, tahun depan lulus dan melanjutkan studi di luar negeri juga,” tutupnya penuh harap. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow