Angka Kematian Ibu di Bondowoso Meningkat, Ini Langkah Pemerintah

Pemerintah terus melakukan upaya dengan melakukan intervensi sensitif dan spesifik, agar angka kematian ibu dan bayi di Bondowoso bisa ditekan.

30 Oct 2024 - 17:36
Angka Kematian Ibu di Bondowoso Meningkat, Ini Langkah Pemerintah
Kepala DP3AK Provinsi Jawa Timur, Tri Wahyu Liswati, saat dikonfirmasi periha langkah pemerintah dalam menekan angka AKI/AKB di Bondowoso (Foto : Rizqi/SJP)

BONDOWOSO, SJP - Angka kematian ibu dan bayi (AKI) di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2024 mencapai 15 jiwa. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan tahun 2023 yang hanya 10 jiwa.

Sedangkan untuk ibu hamil yang rentan dan mengalami anemia pada tahun 2203 di Kabupaten Bondowoso menduduki peringkat ketiga terendah di Jawa Timur, yakni 11,77 persen.

Selain itu, ibu hamil dalam kondisi energi kronis berada di angka 15,5 persen terendah ke tiga di Jawa Timur. Namun, angka ini meningkat hingga 16,26 persen menjadi yang terendah ke dua di Jawa Timur pada bulan Juni 2024. 

Grafik tersebut dipaparkan oleh panitia dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, dalam acara pengasuhan 1.000 hari pertama kelahiran dalam pencegahan stunting, di Pendopo Kabupaten Bondowoso, pada Rabu (30/10/2024).

Kepala DP3AK Provinsi Jawa Timur, Tri Wahyu Liswati, memaparkan, angka ini sudah turun, meskipun masih lebih tinggi dibanding kabupaten/kota lainnya.  Jadi yang membuat potensi ibu melahirkan dan mengalami kematian karena kekurangan energi kronis (KEK). 

“Untuk itulah, kami mengintervensi pencegahan dengan memberikan bantuan spesifik untuk meningkatkan asupan gizi pada 100 ibu hamil resiko stunting. Selain itu, melakukan sosialisasi dan advokasi bersama Dinas Kesehatan Bondowoso untuk memberikan akses pelayanan kesehatan selama masa kehamilan itu,” ungkapnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinsos P3AKB Bondowoso, Anissatul Hamidah, mengungkap, AKI yang naik, tidak berpengaruh kepada angka stunting. Pasalnya, AKI dan AKB masuk dalam intervensi sensitif. 

“Intervensi sensitif ini meliputi, mindset, gaya hidup dan pola pikir. Makanya, stunting itu 70 persen intervensi sensitif dan intervensi spesifik hanya 30 persen," ungkapnya.

Dinsos P3AKB akan terus bergerak menekan AKI dan AKB dengan melakulan intervensi sensitif, meningkatkan pola asuh, dan menurunkan angka perkawinan anak. 

Seperti diketahui, angka stunting telah mengalami penurunan yang sangat signifikan, dari 32,0 persen menjadi 17 persen. Jumlah ini bahkan di bawah rata-rata Provinsi Jatim, yang jumlahnya 17,7 persen. (*)

Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow