Surabaya Menjadi Tuan Rumah FWL Indonesia 2024: Dorong Komunikasi Sains yang Lebih Baik Antara Ilmuwan dan Masyarakat

FWL Indonesia 2024 sendiri pendaftarnya mencapai 103 peserta atau terbanyak ke-3 di dunia, peserta mempresentasikan inovasi dan gagasan mereka di hadapan 7 juri FWL Indonesia 2024 dalam waktu 3 menit dengan menggunakan 3 slide.

22 Aug 2024 - 20:30
Surabaya Menjadi Tuan Rumah FWL Indonesia 2024: Dorong Komunikasi Sains yang Lebih Baik Antara Ilmuwan dan Masyarakat
Suasana Falling Walls Lab Indonesia 2024 di Kampus PCU (Ryan/SJP)

Surabaya, SJP - Di tengah era globalisasi yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi dan meningkatnya kompleksitas tantangan global, generasi muda dengan kreativitas mereka memainkan peran kunci dalam menemukan solusi inovatif atas permasalahan tersebut.

Sebagai wadah bagi inovator muda untuk menyuarakan ide dan gagasan mereka, kompetisi 'Falling Walls Lab (FWL) Indonesia' kembali digelar di tahun 2024, kali ini untuk pertama kalinya Kota Surabaya menjadi tuan rumah dari ajang kompetisi internasional tersebut, tepatnya di Universitas Kristen Petra (PCU) Surabaya.

Kompetisi yang sudah delapan kali diselenggarakan di Indonesia ini, digagas oleh The Falling Walls Lab Foundation di Berlin sejak 2009 dan didukung penuh oleh Kementerian Luar Negeri Republik Federal Jerman, Kantor Wilayah DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst) Jakarta.

Dr. Guido Schnieders, Direktur DAAD Regional Office Jakarta mengungkapkan, di gelaran ke-9 FWL, penyelenggaraan kompetisi untuk pertama kalinya dilakukan di luar Jakarta, dengan tujuan agar bisa merangkul lebih banyak pusat sains di seluruh Indonesia, termasuk Surabaya. 

“Sangat jelas bahwa kita harus keluar dari Jakarta pada tahap tertentu dan menjangkau pusat-pusat sains lainnya di Indonesia, dan Kota Surabaya adalah salah satu pusat sains yang sangat penting,” kata Guido, Kamis (22/8).

Meski kompetisi FWL Indonesia di Surabaya ini didominasi oleh peserta dari daerah Jawa Timur, Guido membeberkan bahwa juga ada beberapa peserta yang berasal dari wilayah lain seperti Jakarta, Bandung dan ada juga peserta dari luar negeri.

“Sungguh luar biasa antusiasme dari para peserta untuk datang dan mengikuti kegiatan ini, bahkan kami memiliki satu peserta yang datang dari Filipina,” ungkapnya.

Ajang kompetisi bergengsi berbahasa Inggris tersebut diadakan di berbagai negara dan benua, memungkinkan para peserta untuk bekerja sama dalam memecahkan tantangan global, karena tujuan dari FWL adalah sebagai ajang pertukaran ide antar ilmuwan dari seluruh dunia.

Untuk FWL Indonesia 2024 sendiri pendaftarnya mencapai 103 peserta atau terbanyak ke-3 di dunia, dan hari ini 16 finalis terbaik akan mempresentasikan inovasi dan gagasan mereka di hadapan tujuh juri FWL Indonesia 2024 dalam waktu 3 menit dengan menggunakan 3 slide.

Para pesertanya pun sangat beragam, mulai dari mahasiswa S1 hingga Ph.D, yang termasuk di antaranya adalah dosen, peneliti, insinyur, ahli statistik, manajer produk bahkan kandidat MBA. 

Pemenang yang terpilih akan mewakili Indonesia dalam 'The Global Falling Walls Lab Finale' yang akan dilaksanakan di Berlin awal November 2024 mendatang, dan bersaing dengan peserta dari negara lainnya.

“Ini adalah latihan bagi para inovator muda untuk menyajikan sains kepada masyarakat luas, dan juga untuk bertukar ide dalam kekuatan pemersatu sains,” ujar Guido.

Baginya, kompetisi ini memiliki aspek penting dalam melatih komunikasi ilmuwan dalam menyampaikan Inovasi mereka ke hadapan masyarakat umum, sehingga masyarakat dapat mengapresiasi peran penting sains dengan lebih baik.

“Kita tidak dapat meminta masyarakat untuk mengikuti petunjuk dan peraturan berdasarkan sains jika kita (ilmuwan) tidak membuat sains mudah untuk dipahami,” jelas Guido, mengacu pada situasi pandemi COVID-19 di mana banyak kebijakan publik yang didasarkan pada temuan ilmiah, namun banyak dari kebijakan tersebut sulit diterima oleh masyarakat.

Rektor PCU, Prof. Dr. Ir. Djwantoro Hardjito, M.Eng., mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya kompetisi FWL 2024 ini di PCU, baginya kesempatan ini merupakan sebuah kesempatan dan kehormatan bagi semua pihak.

"Dengan kehadiran FWL Indonesia di Surabaya, memberikan kesempatan lebih kepada inovator muda dari Surabaya, Jawa Timur dan sekitarnya untuk ambil bagian dalam ajang ini,” ungkap Djwantoro.

Menariknya, dari ke-16 finalis tadi, terdapat dua Petranesian (sebutan bagi keluarga besar PCU) yang berhasil masuk menjadi finalis dalam FWL 2024, yakni Sonia Indra Leitte Paula, seorang alumni dan Gloria Ellysian Aprilia, mahasiswa aktif PCU.

"Tentu saya ingin salah satu dari Petranesian yang bisa juara, namun siapapun pemenangnya pasti kita dukung dan ikut bangga, karena sulemua peserta itu adalah teman-teman kita sendiri," ucapnya.

Melalui ekspansi ke kota-kota seperti Surabaya, Djiwantoro berharap FWL Indonesia dapat terus memberikan dampak positif terhadap perkembangan sains di Indonesia dan mendorong lebih banyak inovasi ilmiah yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Sebagai informasi tambahan, tajuk 'Falling Walls' sendiri memiliki arti Robohnya Tembok, yang mana dulunya di Jerman ada konflik yang muncul akibat Tembok Berlin, maka Walls (tembok) dianggap sebagai suatu masalah, dan robohnya tembok tersebut menggambarkan ditemukannya solusi dari suatu permasalahan. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow