Sri Mulyani Ungkap Empat Strategi Pemerintah Jaga Daya Beli Masyarakat di Tengah Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 5,1 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan empat strategi untuk menjaga daya beli masyarakat

19 Oct 2024 - 04:00
Sri Mulyani Ungkap Empat Strategi Pemerintah Jaga Daya Beli Masyarakat di Tengah Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 5,1 Persen
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 di JCC Senayan, Jakarta, pada Selasa, 8 Oktober 2024. (Foto: BTV)

Suarajatimpost.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyiapkan empat strategi untuk menjaga daya beli masyarakat. Ini dilakukan menyusul proyeksi pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 5,1 persen pada akhir 2024.

Sri Mulyani menekankan pentingnya peran APBN sebagai penyangga ekonomi untuk mempertahankan stabilitas dan daya beli di tengah ketidakpastian global yang meningkat.

“Kebijakan pemerintah terus diarahkan untuk menjaga daya beli masyarakat, stabilitas harga, dan berbagai program perlindungan sosial sebagai penopang utama aktivitas ekonomi,” jelasnya dalam konferensi pers setelah rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) IV Tahun 2024 di Gedung Thamrin, Bank Indonesia, pada Jumat (18/10/2024).

Empat langkah yang diambil meliputi:

1. Program Perlindungan Sosial: Ini mencakup program Kartu Sembako, Program Keluarga Harapan (PKH), Program Indonesia Pintar (PIP), dan subsidi energi. Stabilitas harga pangan serta bantuan alat dan mesin pertanian juga akan dilakukan.

2. Stimulus Fiskal untuk Sektor Strategis: Insentif fiskal bagi sektor perumahan akan diperkuat dengan relaksasi PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) dari 50 persen menjadi 100 persen untuk periode September hingga Desember 2024. Kuota fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) juga akan ditingkatkan dari 166.000 unit menjadi 200.000 unit.

3. Dukungan untuk Transformasi Industri: Khususnya di sektor tekstil dan produk tekstil, pemerintah menerapkan insentif fiskal untuk memperkuat rantai pasok global, meningkatkan ekspor, serta menciptakan lapangan kerja dengan upah yang layak. Bea masuk tindakan pengamanan (BMTP) juga diberlakukan untuk impor produk tekstil selama tiga tahun.

4. Penguatan Ketahanan Fiskal: Melalui pengelolaan fiskal yang hati-hati dan menjaga cash buffer di level yang cukup untuk menghadapi risiko ketidakpastian. Sri Mulyani menambahkan bahwa meski ada risiko global, perekonomian Indonesia tetap dalam kondisi baik. 

"Perekonomian domestik pada kuartal III 2024 diperkirakan tumbuh di atas 5 persen yoy, melanjutkan kinerja positif kuartal II 2024, yang didorong konsumsi rumah tangga dan investasi,” tutupnya. (**)

sumber: beritasatu.com
Editor : Rizqi Ardian

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow