RSMM Jatim Ajak Masyarakat Peduli Kesehatan Mata di Jatim Fest 2024
RSMM Jawa Timur di Jatim Fest 2024 mengajak pengunjung untuk lebih peduli pada kesehatan mata dengan melakukan deteksi dini dan pemeriksaan gangguan penglihatan.
SURABAYA, SJP - Di balik gemerlapnya gelaran Jatim Fest 2024, ada satu stan yang menarik perhatian para pengunjung, namun bukan dengan hiburan atau produk yang dipamerkan, melainkan dengan kepedulian terhadap kesehatan yang sering terabaikan, yaitu mata.
Rumah Sakit Mata Masyarakat Jawa Timur (RS MM Jatim) hadir membawa pesan penting, yakni mengajak pengunjung untuk lebih peduli pada kesehatan penglihatan mereka melalui deteksi dini gangguan mata yang sederhana namun efektif.
Direktur RSMM Jawa Timur, dr. Eka Basuki Rachmad mengungkapkan, stan RSMM Jatim untuk Jatim Fest 2024 yang digelar di Exhibition Hall Grand City, Surabaya, selama lima hari sejak 2 hingga 6 Oktober 2024 ini, berfokus pada deteksi awal dan skrining mengenai gangguan pengelihatan.
"Salah satu yang kita bawa ke sini adalah aplikasi e-Sigalon yang memungkinkan pengunjung atau masyarakat nanti mendeteksi secara mandiri risiko gangguan pada mata," papar dr. Eka, Minggu (6/10/2024).
"Setelah mengisi e-Sigalon, jika menunjukkan risiko, baru diperiksa dengan alat yang kami bawa," imbuhnya.
Sebagai informasi, aplikasi e-Sigalon sendiri adalah singkatan dari 'Elektronik Sistem Informasi Gangguan Penglihatan Low Vision', yang berguna untuk mendukung program skrining mandiri bagi masyarakat terduga gangguan penglihatan. Aplikasi ini berbasis website dan dapat diakses di link https://bit.ly/sigalon-rsmm.
"Jadi pengunjung mengisi aplikasi skrining e-Sigalon dengan identitasnya masing-masing, ada beberapa pertanyaan yang nantinya akan dijawab secara mandiri," ujar dr. Eka.
Lebih lanjut, dr. Eka menerangkan bahwa aplikasi e-Sigalon akan menunjukkan skor setelah dilakukan pengisian mandiri, yang mana jika nilainya menunjukkan angka lebih dari 6, mengartikan bahwa ada indikasi gangguan penglihatan dan begitu sebaliknya.
"Mereka yang ada indikasi akan diperiksa lebih lanjut dengan alat Auto Refractometer (ARK) untuk mengukur kelainan refraksi, kalau nanti memang dari hasil ARK ternyata ada gangguan, sebaiknya berobat ke puskesmas,rumah sakit, atau rumah sakit mata," ucapnya.
Tidak hanya itu, dr. Eka juga menunjukkan bahwa stan RSMM Jawa Timur di Jatim Fest 2024 juga menunjukkan contoh-contoh gangguan penglihatan yang ditampilkan dalam bentuk kacamata (Eye Vision Simulator).
Beberapa kacamata simulasi yang dihadirkan meliputi gangguan akibat katarak, gangguan pada retina, dan gangguan pada makula, yang mana semua kacamata itu bisa dicoba langsung oleh pengunjung, baik itu yang pengelihatannya masih normal.
"Jadi kita tidak hanya mempromosikan nama RSMM Jatim, namun juga mengambil peran untuk memberikan penanganan dan mengenalkan penyakit-penyakit mata," ujar dr. Eka.
Melalui kesempatan ini, RSMM Jatim ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan mata, yang mana dr. Eka menyoroti bahwa kesadaran akan hal tersebut masih rendah di tengah masyarakat.
"Padahal mata itu jendela dunia, jadi paling tidak kalau ada gangguan bisa segera untuk berobat ke fasilitas kesehatan yang terdekat, sebelum menjadi parah, sehingga bisa teratasi dengan segera," pesan dr. Eka.
"Dan apabila gangguannya berat, Insyaallah RSMM Jawa Timur siap untuk mengobati dengan berbagai fasilitas pembiayaan, baik itu JKN, asuransi, atau mandiri, silakan," lanjutnya.
Untuk kondisi kesehatan mata di tengah masyarakat saat ini, de. Eka membeberkan bahwa dari data yang ada di RSMM Jawa Timur, penyakit gangguan pengelihatan yang paling banyak diderita oleh masyarakat adalah penyakit katarak, glaukoma, dan retina.
Karenanya, dengan partisipasi RSMM Jatim di Jatim Fest 2024, Ia berharap masyarakat bisa lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mata, dan lebih mengenal tentang rumah sakit mata masyarakat sebagai salah satu fasilitas untuk pemeriksaan kesehatan.
"Jangan lupa bahwa kesehatan mata itu sangat penting dan pengecekan paling tidak dilakukan pada usia-usia di atas 40 tahun mungkin setahun sekali," tutupnya. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?