Peragaan Festival Sarung Nusantara, Bagian Tradisi Budaya yang Perlu Dilestarikan
Penggunaan kain Sarung Santri Nusantara menjadi sorotan utama dengan penampilan yang diwakili Raka Raki Jatim dan Cak Ning asli Surabaya, mengenakan corak dan model koleksi sarung nusantara dari 24 daerah di Indonesia wujud keberagam nilai budaya dalam motif sarung yang ada di nusantara.
Surabaya, SJP - Menggunakan sarung sebagai salah satu jurus ilmu bela diri sudah lama dikenal di mayoritas masyarakat Betawi, Selain menjaga bagian tradisi, sarung jadi kebiasaan untuk dikenakan saat santri menjalankan ibadah sholat.
Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Agama RI, H Saiful Rahmat Dasuki saat rangkaian acara kegiatan Hari Santri Nasional di Gedung Grahadi, Sabtu (21/10/2023). Pria asal Betawi ini mengatakan jika pihaknya tengah mendorong penetapan Hari Sarung Nasional.
Pada kesempatan itu, Wamenag Rahmat juga menyatakan jika kain sarung saat ini keberadannya sudah tak asing dan dikenal familiar karena istilah santri bersarung. Bahkan, kini semakin populer dan menjadi trend.
"Itulah kenapa kami mengajak dan berharap untuk penggunaan kain Sarung Santri Nusantara dapat ditetapkan sebagai Hari Sarung Nasional," ujarnya di hadapan ratusan santri saat kegiatan Festival Sarung Nusantara di halaman gedung Grahadi Surabaya.
Wamenag yang akrab disapa Gus Saiful Dasuki ini optimistis kemeriahan dan antusias pengunjung di acara malam ini menjadi bagian awal dari langkah mencetuskan ide baru untuk bersama-sama mewujudkan Hari Sarung Nasional di kemudian hari.
"Mudah-mudahan apa yang kita lakukan dan kita ikhtiarkan akan dimudahkan oleh Allah SWT," ujar politisi PPP itu.
Peragaan Sarung Santri Nusantara menjadi sorotan utama dengan penampilan Raka Raki Jatim dan Cak Ning Surabaya. Mereka mengenakan corak dan model koleksi sarung nusantara dari 24 daerah di Indonesia. Ini menunjukkan betapa beragamnya motif sarung yang ada di nusantara.
Sarung yang dipamerkan merupakan wujud interpretasi modern dari pakaian tradisional dan beberapa motif sarung dari seluruh penjuru nusantara, mulai Lampung, Manado, Nusa Tenggata Timur, Kalimantan Timur, Maluku, Bengkulu, Jawa Timur, Jawa Barat hingga Kepulauan Riau.
Tak hanya Wamenag RI, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pun mendukung adanya festival sarung nusantara ini menjadi kegiatan yang dapat menyatukan masyarakat dari berbagai latar belakang dalam perayaan warisan budaya bersama.
Hal itu ia ungkapkan saat membuka Fashion Show Sarung Nusantara di Halaman Gedung Negara Grahadi dalam rangka memperingati rangkaian Hari Santri 2023.
Dalam acara yang juga dihadiri Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Sekjen PBNU H Syaifullah Yusuf ini, juga nampak tamu undangan dan pejabat sudah menggunakan sarung secara resmi di acara kenegaraan.
"Bahkan, Presiden Jokowi sering menggunakan sarung dalam acara di Istana Negara. Begitu pula Wapres KH Ma'ruf Amin," ulas Gus Men sapaan akrab Menag.
"Artinya, yang dulu dianggap tradisional, yang sempat mendapat kesan terbelakang, hari ini sudah menjadi bagian tidak lepas dari hal-hal baru. Kain sarung digunakan oleh pejabat-pejabat negara, bahkan seorang presiden dan wakil presiden juga menjadikan pakaian yang biasa dalam kegiatan-kegiatan tertentu," imbuhnya.
Kelompok sarungan sendiri adalah siapa saja pengguna sarung. Kain sarung telah mengalami sebuah nilai peradaban adaptasi perjalanan sejarah yang kini sudah bertransformasi dari masa Hindu, Buddha hingga hari ini sarung tetap ada.
"Ini menunjukkan betapa adaptifnya budaya-budaya lokal negeri kita. NKRI meletakkan kain sarung terhadap perkembangan-perkembangan keagamaan, sudah familiar terutama santri nusantara. Ini wujud dari persatuan dan kesatuan bangsa yang meleburkan tradisi," ungkapnya.
Gus Men mencontohkan sarung sebagai simbol persatuan dan kesatuan. Ragam budaya sarung juga terlihat dari corak kain yang ditenun dari benang helai demi helai. Dan akhirnya menjadi sarung utuh siap pakai.
"Inilah wujud dari persatuan dan kesatuan yang hakikatnya menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa sarung menjadi utuh dan kuat karena perwujudannya diikat melalui tenun," tambahnya.
Gus Men melanjutkan, begitu pula bagi bangsa Indonesia adalah bangsa yang berasal dari keberagaman suku dan latar belakang ras berbeda, menjadi satu ikatan serta membaur demi memperkuat keutuhan NKRI dalam ikatan berbangsa dan bernegara.
Sarung juga menjadi gambaran masyarakat kecil, gambaran keimanan dan ketakwaan seseorang. "Sarung juga memiliki berbagai fungsi, sarung menjadi saksi perjalanan bangsa. Kekayaan Nusantara, kain tradisional sarat makna," ujarnya.
Dengan fakta-fakta tersebut, maka Kementerian Agama RI akan terus mendorong penetapan Hari Sarung Nasional. Berawal dari momen HSN 2023 di Grahadi ini.
Selain peragaan sarung santri, acara juga akan dimeriahkan dengan berbagai penampilan budaya, termasuk peragaan seni dan musik.
Seniman yang hadir dan ikut mengisi acara, antara lain Tretan Muslim, Sosiawan Leak, dan Sastro Adi, serta dimeriahkan dengan penampilan musik dari Armand Maulana. (*)
Editor: Ronny Wicak
What's Your Reaction?