Pengungsi di Mojokerto Mulai Alami Gatal-Gatal dan Sesak Nafas

Gejala penyakit bawaan emakin tampak akibat situasi banjir yang belum memperlihatkan tanda-tanda akan surut.

10 Dec 2024 - 15:30
Pengungsi di Mojokerto Mulai Alami Gatal-Gatal dan Sesak Nafas
Warga saat menyelamatkan barang berharga di depan posko pengungsian. (Syaiful/SJP)

MOJOKERTO, SJP - Sejumlah pengungsi banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto mulai merasakan gatal-gatal dan sesak nafas. 

Puluhan anak-anak dan warga lanjut usia (lansia) mengungsi di salah satu musala di Desa Tempuran. Musala itu sekaligus dijadikan pos komando (posko) kesehatan.

Pengungsi mengaku mengalami sesak nafas di atas pukul 18.00 WIB. Apalagi pada saat malam hari, kerap turun hujan. Sehingga suhu dingin menjadi pemicu sesak, mual dan masuk angin. Sementara di posko kesehatan belum tersedia tabung oksigen. 

"Tadi malam, saya sesak nafas. Tidak ada oksigen sama sekali. Sekarang kondisinya kayak gini sampai kerokan," ujar Miftahul Jannah (54), salah seorang pengungsi asal Perumahan Suko Asri, Selasa (10/12/2024). 

Selain disebabkan suhu dingin, perempuan yang baru saja selesai opname dengan diagnosa sesak dan hipertensi itu menyebut, saat malam hari di lokasi pengungsian muncul bau menyengat, aromanya seperti aluminium.

Jannah tak mengetahui secara pasti bau yang dianggap mengganggu pernafasan itu bersumber dari mana.

"Kalau malam, juga bau seperti almini. Kayaknya dari bahan almini yang terkena rendaman air. Baunya menyengat, sampai sesak dan mual," kata pengungsi yang sudah dua hari di posko pengungsian tersebut.

Untuk mengantisipasi penularan dan agar tidak memperparah penyakitnya, Jannah selalu mengenakan masker saat berada di lokasi pengungsian. 

Hal senada diungkapkan oleh Fitri (31). Dia mengungkapkan, banyak pengungsi yang merasakan gatal-gatal. Keluhan itu paling dirasakan oleh kalangan anak-anak.

Dia menyebut, saat ini yang dibutuhkan adalah obat-obatan dan kebutuhan bayi. Khususnya bagi pengungsi yang baru datang. 

Hingga kini, belum terkonfirmasi data pasti jumlah pengungsi banjir di Desa Tempuran. Penyediaan logistik berupa makanan dan air bersih terus dilakukan.

Tim gabungan dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan polisi berjibaku mendistribusikan logistik dan menyelamatkan barang berharga milik warga. 

Berdasarkan pantauan di lokasi, hingga pukul 14.00 WIB, jumlah pengungsi di posko sekitar 100 orang. Mereka didominasi oleh anak-anak, lansia dan ibu-ibu. 

Salah seorang perawat di lokasi pengungsian, Uswatun Hasanah membenarkan adanya pengungsi yang mengalami gangguan kesehatan.

"Data yang masuk ada 98 orang yang dilakukan cek up kesehatan. Ada bayi yang biduren, mbah-mbah (lansia) kemarin juga sesak, gatal, campur sama darah tinggi dan maag. Ada yang punya riwayat kronis. Seperti darah tinggi, sesak jantung dan diabet," kata Uswatun saat diwawancarai di posko kesehatan, Selasa (10/12/2024).

Pasokan obat-obatan terpantau masih mencukupi. Namun kendala utama bagi tenaga medis adalah transportasi. Sebab, debit air masih tinggi. Tidak bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua. 

"Kendalanya hanya di transportasi. Inginnya saya pelayanannya awal dan siaga. Namun bagaimana lagi dengan keterbatasan itu," ujar Rini Dwi Susanti, bidan Desa Tempuran, Selasa (10/12/2024).

Tenaga medis harus menunggu jemputan mobil bak terbuka BPBD untuk berangkat ke posko pengungsian. Sekaligus membawa seperangkat alat medis dan kotak obat-obatan.

"Ke sininya menunggu jemputan. Kemarin sempat ke sini membawa sepeda. Tapi sepeda saya mogok. Kemarin mogok sepedanya saya tinggal di sini," ungkapnya.

Dua dusun di Desa Tempuran terendam banjir sejak Sabtu kemarin. Yakni, Dusun Bekucuk dan Dusun Tempuran. Hingga hari ini, debit air terpantau naik. Sehingga sebanyak 1.847 jiwa terdampak dan 470 rumah terendam. 

Rata-rata ketinggian banjir saat ini sudah mencapai pusar orang dewasa. Sejumlah warga banyak yang mengungsi. Ada yang di posko pengungsian. Juga ada yang di rumah kerabatnya. Sejumlah barang berharga juga sudah dievakuasi ke lokasi dataran tinggi. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mokokerto sudah menyiagakan beberapa personel gabungan. Mulai dari penyaluran logistik, makanan, mandi cuci kakus (MCK), hingga posko kesehatan. (*) 

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow