Pemuda Asal Gresik Sukses Ekspor Sekam ke Jepang dan Jerman
CEO PT. Ajibakuh Anugerah dan PT Sabian Berkah Abadi itu menuturkan, proses pembuatan sekam padi sendiri terbilang cukup mudah, yakni mulai memasak bahan baku kulit padi di dalam tungku selama 20-24 jam. Kemudian kulit padi yang sudah matang dimasukkan ke dalam drum untuk proses mati hampa.
Kabupaten Gresik, SJP – Siapa mengira kulit padi yang biasa dianggap kalangan masyarakat khususnya para petani sebagai limbah pertanian, bisa diolah menjadi barang bernilai ekonomi dan komoditi ekspor dengan harga jual yang fantastis. Keuntungannya pun mencapai puluhan hingga ratusan juta perbulan.
Seperti usaha pengolahan sekam padi yang dilakoni oleh Shubkhi Basyar (33) di Jalan Raya Betiting, Kecamatan Cerme, Kabupaten Gresik.
Pemuda asal Sidujoyo Kroman, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik itu berhasil mengolah kulit padi menjadi bahan media tanam dan campuran cetakan baja yang diekspor ke luar negeri, bahkan tembus pasar Jepang dan Jerman.
Kaji Uki sapaan akrabnya, mengaku telah menggeluti usaha ekspor sekam padi ini selama kurang lebih lima tahun sejak 2018. Setiap bulan, dia bisa mengekspor sebanyak 8 kali pengiriman jalur darat dan laut menggunakan jasa kontainer, dengan keuntungan sekitar 50 juta perbulan.
“Sejak 2018 atau sekitar lima tahun. Kalau sekarang setiap bulan bisa kirim 8 kali, biasanya seminggu bisa 2 kali pengiriman, setiap pengiriman 1-2 kontainer besar, keuntungan perbulan rata-rata sekitar 50 juta,” ujarnya, Ahad (29/10/2023)
CEO PT. Ajibakuh Anugerah dan PT Sabian Berkah Abadi itu menuturkan, proses pembuatan sekam padi sendiri terbilang cukup mudah, yakni mulai memasak bahan baku kulit padi di dalam tungku selama 20-24 jam. Kemudian kulit padi yang sudah matang dimasukkan ke dalam drum untuk proses mati hampa.
“Jadi produksi (sekam padi, red) kita ini kadar air rendah,” terang dia.
Untuk bahan baku, Kaji Uki selama ini mendapatkan kulit padi dari beberapa tempat penggilingan. Agar dapat mencukupi permintaan ekspor ke Jepang dan Jerman setiap bulan, dia pun menggandeng beberapa kelompok usaha serupa di wilayah Gresik dan Lamongan.
“Kalau di Gresik ada 5 tempat produksi berikut gudang, ada juga di Lamongan sebanyak 30 tempat, biasanya hasil produksi padi sekam mereka dikumpulkan jadi satu untuk selanjutnya saya ekspor ke Jepang dan Jerman,” bebernya.
Saat ini, Kaji Uki telah memiliki sebanyak 14 pekerja dengan tugas masing-masing. Para pekerja rata-rata berasal dari warga Gresik dan Lamongan, sehingga kegiatan ekspor sekam padi ini juga mempekerjakan masyarakat sekitar.
“Ekspor sekam padi ini berjalan dengan baik dan bisa membantu masyarakat untuk ikut bekerja,” pungkasnya. (*)
Editor : Queen Ve
What's Your Reaction?