PDIP Kabupaten Malang Wacanakan Strategi untuk Memenang Kembali di Pilkada Serentak 2024

Dalam menentukan kerjasama politik yang nantinya terbangun dengan partai-partai politik di Kabupaten Malang, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang akan sangat hati-hati.

22 Apr 2024 - 14:50
PDIP Kabupaten Malang Wacanakan Strategi untuk Memenang Kembali di Pilkada Serentak 2024
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Abdul Qodir, (Kanan) saat foto bersama dengan Ahmad Basarah, dan Menkumham Yasonna Laoly, beberapa waktu lalu. (SJP).

Kabupaten Malang, SJP - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan Kabupaten Malang, tidak mau gegabah dalam menyambut pesta demokrasi dalam pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan digelar secara serentak pada 27 November 2024 mendatang.

Untuk itu, partai yang berlambang kepala banteng moncong putih itu akan mewacanakan strategi pemenangan calon kepala dan wakil kepala daerah yang akan diusung, dan saat ini sudah mulai memanaskan mesin politik dengan memfokuskan penguatan tataran internal partai. 

"Sembari menunggu keputusan DPP Partai menyangkut proses Pemilukada, pastinya kami sudah siap dengan strategi dan optimis akan kembali memenangkan Pemilukada Kabupaten Malang, tapi namanya juga strategi harus kami tutup rapat dong, kalau diumbar itu namanya wacana," ucap Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang, Abdul Qodir, kepada SuaraJatimPost.com, Senin (22/4/2024).

Pria yang akrab disapa Adeng ini menjelaskan, meskipun menyandang status sebagai partai dengan perolehan kursi parlemen terbanyak di tingkat Kabupaten Malang, sekaligus memiliki bupati dan wakil bupati petahana yang notabene keduanya merupakan kader PDI Perjuangan, tidak membuat partai besutan Megawati Soekarnoputri ini besar kepala.

"Kita menginginkan nantinya langkah-langkah yang diambil itu benar-benar tepat, dan kita tidak ingin gegabah, harus direncanakan matang," jelasnya.

Untuk itu, lanjut Adeng, dalam menentukan kerjasama politik yang nantinya terbangun dengan partai-partai politik di Kabupaten Malang, DPC PDI Perjuangan Kabupaten Malang akan sangat hati-hati.

"Kita sangat hati-hati, syaratnya simpel saja, memiliki platform yang sama yakni mengutamakan dan mengedepankan kepentingan rakyat, bukan hanya soal bagi-bagi kue kekuasaan, apalagi mensyaratkan Cakada atau Cawakada yang diusung oleh PDI Perjuangan harus memiliki kekuatan finansial yang besar, gak ada syarat seperti itu di PDI Perjuangan," terangnya.

"Kita mau suguhkan kepada rakyat Malang adalah konsep kepemimpinan, pemimpin yang memiliki visi misi mensejahterakan rakyat, bukan saudagar yang akan berkuasa, yang pada akhirnya akan menguasai," tambahnya.

Ketika ditanya tentang manuver Partai Gerindra yang disampaikan oleh sang Sekretaris Zia'ul Haq, dimana Gerindra berencana mengusung calon sendiri dengan membuat koalisi besar, Caleg DPRD Kabupaten Malang terpilih 2024-2029 ini memiliki pandangan tersendiri, yang jelas harus mengedepankan kesejahteraan rakyat, itu bagi PDI Perjuangan adalah prinsip yang tak bisa di tawar.

"Saya tidak dalam kapasitas mencampuri urusan rumah tangga partai lain, semua pihak sah berwacana, hanya kemudian kita harus sadar diri, bahwa segala kebijakan politik yang bersifat strategis tidak serta merta hanya diputuskan oleh DPC Partai," ulasnya.

Sebab, Adeng meyakini bahwa semua partai politik, segala kebijakan strategis pasti mensyaratkan dibicarakan dengan DPP, karena fatsoen politiknya demikian.

"Jadi, jika DPP partai sepakat berkoalisi, di daerah gak berani menentang, woles saja Bro," tegasnya.

Lebih lanjut Adeng menegaskan bahwa PDI Perjuangan saat ini fokus pada kerja-kerja politik memperkuat internal partai, dengan terus melakukan konsolidasi.

Termasuk terus membangun komunikasi politik, baik dengan tokoh agama, masyarakat dan Gen-Z, juga dengan seluruh kekuatan partai politik yang ada di Kabupaten Malang. 

"Di Pemilu 2024, PDI Perjuangan di Kabupaten Malang memperoleh kemenangan hattrick, wajar apabila banyak yang bermanuver untuk mendapat perhatian, ya salah satu manuvernya bisa dengan berpura-pura akan menjadi pesaing apabila tidak digandeng, dalam politik yang begitu itu sudah biasa, bahkan yang paling fatal adalah memberikan pernyataan yang tidak bersandarkan pada estetika seperti sikap winner takes all," tandasnya. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow