Nasi Goreng Mbah Man Kediri, Legendaris yang Masih Eksis

Mbah Man merintis usaha kuliner nasi goreng anglo sejak tahun 1964. Sepeninggal Mbah Man, bisnis kuliner ini diteruskan anak-anaknya. Tetap menjaga rasa, membuat pelanggan enggan berpaling.

14 Apr 2024 - 14:00
Nasi Goreng Mbah Man Kediri, Legendaris yang Masih Eksis
Yuli, generasi penerus Mbah Man, menunjukkan menu makanan di kedainya. (Foto : Novi/SJP)

Kota Kediri, SJP - Satu lagi rekomendasi tempat makan di Kediri, nasi goreng anglo Mbah Man namanya. Menu legendaris yang diolah dengan cara lawas ala Mbah Man akan sangat sayang jika dilewatkan.

Nasi goreng anglo sendiri merupakan menu kuliner khas Kota Kediri yang banyak ditemukan di pinggir jalan. Salah satu yang cukup terkenal ya di kedai milik Mbah Man. Lokasinya tidak jauh dari pusat kota, tepatnya di Jalan Stasiun.

Mbah Man merintis usaha kuliner nasi goreng anglo sejak tahun 1964. Sepeninggal Mbah Man, bisnis kuliner ini diteruskan anak-anaknya. Tetap menjaga rasa, membuat pelanggan enggan berpaling.

"Tinggalan bapak masih kita pertahankan, karena dari dulu pelanggan beliau sudah banyak dan hafal rasanya. Alhamdulillah, pelanggan lama juga masih datang," kata Yuli, pengelola kedai milik Mbah Man, Ahad (14/4/2024).

Anak perempuan Mbah Man itu mengaku tetap menjaga keistimewaan menu makanan buatan bapaknya dulu. Mulai dari penggunaan bumbu rempah-rempah hingga proses mengolah bahan baku, tidak terkecuali cara menanak nasi.

Selain nasi, menurut Yuli, dia juga tetap konsisten menggunakan ayam kampung yang juga diolah sesuai kebiasaan bapaknya, agar teksturnya lebih empuk. Nasi goreng Mbah Man juga tidak menggunakan minyak wijen.

"Cuma bapak dulu dari awal mengolah bahan bakunya, semua pakai arang. Kalau kita sekarang ya pakai elpiji. Pas jualan, baru pakai arang," akunya.

Untuk arangnya, Mbah Man selalu menggunakan arang asli dari kayu sono yang diakui Yuli sudah jarang ditemukan. Sehingga untuk memasak, dia menggunakan arang kayu sono yang dicampur dengan kayu lain, seperti misalnya kayu jambu.

"Yang pasti semua masih sama, rasanya juga bapak banget. Kalau bedanya dengan penjual lain ya dari takaran bumbu. Selain itu agar anglonya tetap menyala, kita pakai kipas manual, bukan kipas angin," ungkapnya sambil tertawa.

Kedai milik Mbah Man masih selalu ramai pembeli. Terlebih di momen-momen tertentu, termasuk libur Lebaran seperti sekarang. Gurih dan nikmatnya masakan yang diolah secara tradisional ala Mbah Man tidak mudah dilupakan begitu saja.  

Selain menu andalan nasi goreng putih tanpa saos, kedai Mbah Man juga menyediakan nasi mawut, mi goreng, mi nyemek, mi kuah dan nasi goreng kuah dengan harga Rp 16.000 per porsi.

Ada juga menu krengsengan ayam yang dibanderol harga Rp 30.000 per porsi. Dengan membayar Rp 5.000 saja, pembeli juga bisa request lauk tambahan. Ada kepala ayam goreng, ati ampela goreng, sate uritan, telur ceplok dan dadar.

"Kita buka jam 5 sore sampai 11 malam. Tapi kalau lagi libur lebaran gini, belum jam 11 biasanya sudah habis. Jadi monggo yang mau mampir, jangan nunda-nunda," tambah Yuli berpromosi. (*)

Editor: Rizqi Ardian 

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow