Miris! Puluhan Tahun Jadi Tukang Becak, Warga Desa Johowinong Jombang Tak Pernah Rasakan Bansos
Pengakuan miris disampaikan Ahmadi (67) di RT 11, RW 3 Dusun Johowinong, Desa Johowinong, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Betapa tidak, puluhan tahun berprofesi sebagai tukang becak, Ia mengaku tak kunjung merasakan bantuan sosial dari desa.
Kabupaten Jombang, SJP - Pengakuan miris disampaikan Ahmadi (67) warga RT 11, RW 3 Dusun Johowinong, Desa Johowinong, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Betapa tidak, puluhan tahun berprofesi sebagai tukang becak, Ia mengaku tak kunjung merasakan bantuan sosial dari desa.
"Kantok nopo, kulo mboten angsal (dapat apa, saya tidak dapat)," kata Ahmadi di kediamannya saat berjumpa dengan wartawan, Selasa (2/7/2024).
Ketika disinggung soal bentuk bantuan sosial, berupa Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan, Bantuan Langsung Tunai (BLT) termasuk juga Kartu Indonesia Sehat (KIS), Ahmadi mengaku tak pernah merasakan.
"Sampek mikir, kenapa kok gak dapat bantuan kayak orang - orang lain," ujarnya.
Beberapa kali bantuan turun, namun yang dapat hanya kalangan tertentu saja, yang cenderung dekat dengan Perangkat Desa Johowinong. Termasuk beberapa warga yang memiliki sawah maupun kalangan (pengepul barang bekas).
"Kelihatannya tidak rata, dekat dengan perangkat dapat, punya sawah dapat, kalau kita ini apa," ungkapnya.
Bukan hanya dirinya, Ahmadi menceritakan jika pada usia senjanya, dia tinggal satu rumah bersama enam orang anggota keluarga. Selain dirinya sebagai kepala keluarga, satu anak yang sudah berumah tangga turut tinggal bersamanya.
"Satu rumah, enam orang, dua KK, anak saya juga tidak dapat bantuan," terangnya.
Pernah istrinya menanyakan kepada perangkat desa kenapa tidak mendapat bantuan sosial, tapi perangkat tersebut hanya menjawab semua itu kebijakan pusat.
"Wong dukuran (orang atas)," ucapnya.
Senada, Lailatul Fitria (32) putri dari Ahmadi membenarkan jika sang bapak belum mendapatkan bantuan sosial. Jika waktu para tetangga dapat bantuan, bapak dan ibu pasti hanya melihat.
"Siapa yang tidak mau dapat bantuan, pasti ingin dapat, apalagi bapak yang kerap mengeluhkan sakit karena sampai detik ini masih narik becak," beber Lailatul. (*)
Editor: Rizqi Ardian
What's Your Reaction?