Jembatan Glendeng Tuban Dibuka Kembali: Akses Vital Antar Kabupaten Terhubung
Harapan dibukanya kembali Jembatan Glendeng adalah kelancaran dan keamanan arus transportasi antar kabupaten
Kabupaten Tuban ,SJP - Pasca penutupan sementara jembatan Glendeng penghubung Kabupaten Tuban - Bojonegoro karena longsor, kini Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Tuban secara resmi membuka kembali Jembatan Glendeng yang terletak di kecamatan Soko Kabupaten Tuban, Kamis (1/2/2024)
Pembukaan kembali Jembatan Glendeng dilakukan oleh Kepala Dinas PUPR, PRKP Kabupaten Tuban, Agung Supriyadi, bersama Forum Lalu Lintas Kabupaten Tuban dan Bojonegoro, Kabid Bina Marga Dinas PUPR PRKP Tuban, Basdi, Camat Soko, Sucipto, dan Kepala Desa Simo, M. Syukur.
Sementara itu, Kepala Desa Simo, M. Syukur mengungkapkan dirinya gelar tasyakuran bersama warga Simo dan doa bersama pada Jumat (2/1/2024)
Sebanyak 27 tumpeng yang berasal dari swadaya warga dimakan bersama masyarakat yang hadir di Jembatan Glendeng.
Kegiatan tersebut dilakukan sebagai wujud syukur dan atas dibukanya kembali Jembatan Glendeng usai terputus akibat tembok penahan yang ambles.
Syukur menyampaikan terima kasih kepada Bupati Tuban, Mas Lindra dan Pemkab Tuban telah merealisasikan pembangunan jembatan yang telah dinantikan warga.
“Terima kasih kepada Mas Lindra dan Pemkab Tuban. Semoga jembatan ini awet dan membawa bermanfaat bagi masyarakat umum,” pungkasnya
Seperti yang diungkap Kepala Dinas PUPR PRKP Kabupaten Tuban, Agung Supriyadi sebelumnya, pembangunan jembatan penghubung antara Kabupaten Tuban dan Bojonegoro menghabiskan biaya sebesar 20,8 milyar rupiah dari APBD tahun 2023.
Proses pembangunan dimulai sejak awal tahun 2023.
Agung Supriyadi menjelaskan bahwa pembangunan Jembatan Glendeng menggunakan pondasi bore pile dengan kedalaman mencapai 48 meter.
Jembatan ini berdiri di atas bangunan portal berupa beton.
Pilihan bore pile sebagai penyangga pondasi dipilih untuk meminimalkan kerusakan akibat getaran dan menjaga bangunan sekitar, terutama karena berlokasi di kawasan padat penduduk.
Dibangun di atas Bengawan Solo, sungai terpanjang di Pulau Jawa, Jembatan Glendeng diperkuat dengan pembuatan sheet pile di sebelah utara.
Total panjang sheet pile yang dibangun mencapai 84,8 meter untuk menahan tanah agar tidak terjadi longsor mengingat debit Bengawan Solo yang sering meluap.
Agar kondisi jalan dapat bertahan lama, pembangunan ini diharapkan membawa dampak positif bagi masyarakat.
Jembatan Glendeng termasuk dalam kategori Jembatan Kelas III, dengan batasan kendaraan yang melintas memiliki dimensi ketinggian maksimal 2,8 meter dan beban tonase maksimal 8 ton.
Keputusan ini telah disepakati oleh Forum Lalu Lintas Kabupaten Tuban dan Bojonegoro.
Dengan dibukanya kembali Jembatan Glendeng, diharapkan arus transportasi antar-kabupaten menjadi lebih lancar dan aman bagi masyarakat.
Hal ini juga menjadi contoh bagaimana pembangunan infrastruktur yang memperhatikan keamanan dan kenyamanan dapat memberikan dampak positif bagi semua pihak yang terlibat.
“Kebijakan ini sesuai dengan keputusan Forum Lalu Lintas Kabupaten Tuban dan Bojonegoro,” jelasnya.
Lanjutnya , pembukaan Jembatan Glendeng akan mempermudah warga dari kedua Kabupaten untuk melintas. Selain itu, mempercepat arus distribusi barang yang sebelumnya harus memutar melintasi kecamatan Parengan.
“Sehingga, pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat ditingkatkan dengan lebih baik,” ungkapnya.(*)
editor: trisukma
What's Your Reaction?