ITN Malang Dapat Hibah Drone Canggih dari Kementerian ATR/BPN

Drone tersebut dapat membantu mempersiapkan mahasiswa menjadi SDM yang unggul dalam pemetaan foto udara.

22 Oct 2024 - 16:00
ITN Malang Dapat Hibah Drone Canggih dari Kementerian ATR/BPN
Acara serah terima dan penandatanganan perjanjian kerja sama (PKS) antara Kementrian Agraria dengan Kaprodi Geodesi ITN Malang. (Foto : dok))

KOTA MALANG, SJP – Prodi Teknik Geodesi S-1 Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menerima hibah peralatan survei dan pemetaan dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Selasa (22/10/2024)

Tidak tanggung, peralatan  yang diberikan tersebut berupa drone tipe DJI Mavic 3 Enterprise (M3E) canggih seharga Rp 190 juta. 

Kaprodi Teknik Geodesi S-1, Dedy Kurnia Sunaryo mengatakan, drone tersebut dapat membantu mempersiapkan mahasiswa menjadi SDM yang unggul dalam pemetaan foto udara, dan lidar.

Alat tersebut juga sangat berguna dalam mempersiapkan diri untuk operator pengolahan data, sekaligus membantu stakeholder di bidang pemetaan 3D. 

“Dengan hibah ini mahasiswa bisa praktik dengan teknologi terkini. Dan harapannya kami bisa membantu BPN terutama untuk wilayah-wilayah yang di-mappingkan,” ujar Dedy Kurnia.

Menurutnya, beberapa wilayah di Jawa Timur masih banyak yang kurang dari segi data 3D. Peran mahasiswa bisa membantu survei dan pemetaan lewat skema program kerja praktek (KP) dan praktik kerja lapangan (PKL) untuk membantu mewujudkan database BPN. 

Dengan drone itu, proses survei dan pemetaan dapat dilakukan dengan cepat, tepat, akurat, dan efisien. Sehingga target yang diberikan oleh Kementerian ATR/BPN untuk menghasilkan ortofoto dengan cakupan minimal seluas 4000 hektar dalam kurun waktu 3 tahun bisa terselesaikan. 

Hal itu sekaligus mendukung percepatan mapping untuk sertifikasi tanah di berbagai daerah. Ortofoto adalah foto udara atau citra satelit yang telah dikoreksi secara geometris, sehingga skalanya seragam.

Menurut Dedy Kurnia, manfaat dari pemetaan tersebut cukup banyak bagi pemerintah. Seperti peruntukan perencanaan kota, penggunaan tanah, pembangunan berbasis tanah, penentu nilai fiskal atau pajak, dan lain sebagainya.

Ketut Tomy Suhari menambahkan, dengan dukungan fasilitas berupa drone, selain bisa melaksanakan proyek dengan BPN, kampus juga bisa mengembangkan penelitian. DJI Mavic 3 Enterprise dilengkapi dengan RTK Module dan mode RTK-PPK untuk meningkatkan akurasi pemetaan. 

"Drone ini memiliki sistem PPK yang jarang dimiliki oleh kampus lain. Dengan PPK akan lebih cepat proses koreksi dan lebih akurat," katanya.

M3E merupakan jenis drone yang memiliki ukuran kecil, ringkas, portable, dan kuat beroperasi. Dari segi kamera sudah memadai sesuai standar yang digunakan untuk proyek. Jangkauan terbangnya bisa mencapai 50 hektar selama kurang lebih 30 menit, dengan ketinggian tertentu.

Keakuratan data bisa dilihat dengan tidak adanya data yang float atau single yang bisa menyebabkan akurasi kurang maksimal.
 
"Kelebihan bisa berpikir sendiri. Bisa mengkalkulasi, jika baterai sudah menipis, drone akan kembali ke operator, atau landing (return to home). Bergantung kecukupan baterainya," jelasnya. (0)

Editor: Ali Wafa

What's Your Reaction?

like

dislike

love

funny

angry

sad

wow