Ini Dia Tren Idul Adha 2024
Meskipun pembelian hewan kurban sudah bisa dilakukan secara online, mayoritas masih membeli secara langsung dari peternak (59 persen) dan pasar hewan (31 persen).
Jakarta, SJP - Idul Adha, juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, merupakan waktu untuk merenung, bersyukur, dan berkurban untuk menghormati kesediaan Nabi Ibrahim AS yang rela mengorbankan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai bentuk ketaatan kepada perintah Allah.
Sebuah lembaga survey Jakpat lakukan survei terhadap 1.383 responden mengenai pengalaman dan rencana mereka terkait Idul Adha.
Sebanyak 82 persen responden mengaku biasanya salat Idul Adha di masjid, sementara sebagian lainnya melakukannya di lapangan terbuka (33 persen).
Gen X lebih senang salat Ied di lapangan terbuka dibandingkan generasi lain.
Hari Raya Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban. Kambing dan sapi menjadi dua hewan yang paling umum dijadikan hewan kurban.
Responden mempersiapkan dana sekitar Rp1,5-5 juta untuk membeli setiap hewan kurban.
Meskipun pembelian hewan kurban sudah bisa dilakukan secara online, mayoritas masih membeli secara langsung dari peternak (59 persen) dan pasar hewan (31 persen).
Adapun alasan utama membeli hewan kurban secara langsung adalah untuk mengetahui kualitas hewan (91 persen), bisa negosiasi harga (66 persen), dan berinteraksi langsung dengan penjual (60 persen). Selain itu, pembelian langsung membuat pembeli merasakan keterlibatan dalam proses kurban (47 persen).
Septiana Widi Sugiastuti, Research Lead Jakpat, menyarankan penyedia jasa kurban online untuk mempertimbangkan alternatif lain.
“Meskipun pembelian online menawarkan kemudahan, alasan-alasan seperti memeriksa kualitas hewan, negosiasi harga, dan interaksi dengan penjual membuat banyak orang tetap memilih cara tradisional. Penyedia jasa kurban online dapat menawarkan layanan tambahan seperti video call untuk melihat kondisi hewan secara real-time atau jaminan kualitas dan pengembalian uang jika hewan tidak sesuai dengan yang dijanjikan,” ucapnya.
Distribusi daging kurban juga menunjukkan pola yang menarik.
Gen Z lebih memperhatikan kepada siapa daging kurban akan diberikan, sementara generasi Millenial dan Gen X lebih memilih menyerahkan penyebaran daging kurban kepada panitia.
Sembilan dari 10 responden menerima daging kurban dengan bungkus plastik. Saat ditanya mengenai pertimbangan penting dalam pembungkus daging, 60 persen responden mengutamakan kepraktisan, diikuti oleh pembungkus yang dapat mencegah bakteri (55 persen), tidak mengkontaminasi daging (55%), dan ramah lingkungan (52 persen). Gen X adalah generasi yang paling memperhatikan kebersihan bungkus daging.
Terkait bungkus apa yang paling baik untuk daging kurban, sebanyak 60 persen menjawab plastik. Namun, Gen X dan Gen Z memilih alternatif ramah lingkungan, Gen X memilih bungkus daun pisang/daun jati (44 persen), sementara Gen Z memilih untuk membawa wadah sendiri dari rumah (43 persen).(**)
Sumber: Jakpat.net
Editor: Tri Sukma
What's Your Reaction?